Rekomendasi Penting dari IDAI Sebelum Anak Vaksinasi COVID-19

November 11, 2021 | Helmi

vaksin anak

Menyusul keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang memberikan izin penggunaan vaksin Sinovac untuk anak berusia 6 sampai 11 tahun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDI) merilis sejumlah rekomendasi.

Menurut IDI, vaksin Coronovac diberikan secara intramuskular dengan dosis 3ug (0,5 ml) sebanyak dua kali pemberian dengan jarak dosis pertama ke dosis kedua yaitu 4 minggu.

Tetapi IDI mencatatkan beberapa kelompok dengan kondisi tertentu yang sebaiknya tidak divaksin COVID-19.

Di antaranya seperti: defisiensi imun primer, penyakit autoimun tidak terkontrol, penyakit    Sindrom    Gullian    Barre,    mielitis    transversa,    acute demyelinating encephalomyelitis.

Kemudian anak dengan kanker yang sedang menjalani kemoterapi/radioterapi Sedang mendapat pengobatan imunosupresan/sitostatika berat.

Imunisasi  untuk  anak  dengan  kanker  dalam  fase  pemeliharaan,  penyakit  kronis  atau  autoimun  yang terkontrol  dapat  mengikuti  panduan  imunisasi  umum  dengan  berkonsultasi  terlebih  dahulu  dengan dokter penanggung jawab pasien sebelumnya.

Selain itu, anak dengan demam 37,50 C atau lebih, sembuh dari COVID-19 kurang dari 3 bulan, pasca imunisasi lain kurang dari 1 bulan, hipertensi tidak terkendali, diabetes melitus tidak terkendali, serta penyakit-penyakit kronik atau kelainan kongenital tidak terkendali belum bisa mendapatkan vaksinasi.

IDI juga mengingatkan, sebelum dan sesudah vaksinasi semua anak tetap memakai masker dengan benar, menjaga jarak, tidak berkerumun, jangan bepergian bila tidak penting

Pelaksanaan imunisasi mengikuti kebijakan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan dapat dimulai  setelah  mempertimbangkan  kesiapan  petugas  kesehatan,  sarana,  prasarana  dan masyarakat.

YesDok Ads