Perubahan Pola Makan dan Berolahraga Bisa Bantu Atasi Masalah Kabut Otak

October 01, 2021 | Helmi

ilustrasi brain fog

Pandemi COVID-19 menyebabkan banyak masalah, terutama pada kondisi kesehatan. Berbagai penyakit bisa terpicu apabila terjangkit COVID-19, salah satunya adalah brain fog atau kabut otak.

“Brain fog bukanlah istilah medis atau ilmiah. Ini adalah bahasa yang digunakan sehari-hari untuk menggambarkan gejala seperti kebingungan, kekaburan, keterputusan, disorientasi dan kelesuan," kata Dr Shyam Bhat, seorang psikiater dan spesialis kedokteran integratif dari India.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Indiana University School of Medicine menemukan bahwa lebih dari 50 persen dari kelompok sampelnya yang terdiri dari hampir 4.000 pasien Covid-19 yang pulih dilaporkan berjuang dengan masalah fokus dan konsentrasi, dan lebih dari 30 persen melaporkan masalah ingatan, pusing, atau kebingungan.

Kabar baiknya adalah ada banyak hal yang dapat Anda lakukan jika kabut otak tidak disebabkan oleh kondisi medis. Modifikasi pola makan dan tetap aktif secara fisik dapat membuat perbedaan besar.

Dr Nicole Sirotin, ketua pengobatan pencegahan di Cleveland Clinic Abu Dhabi, menawarkan rekomendasi makanan untuk kesehatan otak.

YesDok Ads

“Diet terbaik untuk otak yang berfungsi tinggi harus mencakup serat, antioksidan, asam lemak omega-3, vitamin B12, folat, seng, dan magnesium. Makanlah buah-buahan segar, terutama buah beri; minyak zaitun, alpukat, dan ikan air dingin, yang semuanya memiliki asam omega-3,” ujar Dr Sirotin.

“Ditambah biji-bijian, lentil dan sayuran segar, terutama brokoli dan kacang-kacangan, untuk serat untuk meningkatkan keragaman bakteri dalam usus, yang membantu pengaturan suasana hati,” Sambungnya.

Ikan seperti trout, salmon dan tuna, serta susu dan telur adalah sumber yang kaya vitamin B12. Biji-bijian, kacang-kacangan, telur, kangkung, bayam, dan polong-polongan adalah sumber yang kaya akan magnesium dan seng.

“Diet tinggi lemak yang kaya akan makanan olahan terkait dengan insiden depresi yang lebih tinggi. Dan orang gemuk berisiko dua kali lipat terkena demensia paruh baya. Jadi kurangi atau sangat batasi makanan siap saji, gorengan, camilan berlemak, dan makanan yang dipanggang seperti kue,” pungkasnya.

YesDok Ads