Perketat Mobilitas dan Skrining Untuk Cegah Berbagai Jenis Varian

September 13, 2021 | Iman

Menjaga jarak

Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah membagi 2 kategori utama jenis varian Covid-19. Yaitu variant of concern (VOC) atau varian yang menjadi perhatian, dan variant of interest (VOI) atau varian yang diamati. 

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut bahwa varian yang perlu diwaspadai ialah VOC. Karena sudah terbukti mengalami perubahan karakteristik yang lebih merugikan bagi yang terpapar. 

Seperti lebih menular, meningkatkan keparahan gejala, menurunkan efektifitas kekebalan tubuh, menurunkan alat diagnostik atau menurunkan efektifitas obat dan terapi.

"Dalam menghadapi VOC, respon yang tepat ialah memperketat kebijakan mobilitas dengan skrining berlapis. Khususnya bagi pelaku perjalanan asal negara dimana varian tersebut ditemukan. Selain itu perlu dilakukan peningkatan kewaspadaan terhadap potensi tertular dengan meningkatkan disiplin prokes dimanapun dan kapanpun kita berada," jelasnya.

Mengenai VOC, ada 4 varian yang harus diperhatikan, diantaranya varian A (alpha) atau B.1.1.7 bersifat lebih menular dan lebih berpeluang menyebabkan keparahan gejala. Varian Beta (B.1.351) dan gamma (P.1) bersifat lebih menular dan meningkatkan risiko kebutuhan perawatan di rumah sakit. Lalu, varian Delta (B.1.617.2) bersifat lebih menular bahkan bagi orang yang telah tervaksin serta meningkatkan risiko kebutuhan perawatan di RS. 

Disamping itu, WHO melaporkan ada 5 VOI yang sedang diamati. Yaitu, varian Eta (B.1.525), Iota (B.1.526), Kappa (B.1.517.1), Lambda (C.37) dan Mu (B.1621). Varian ini diprediksi dapat mempengaruhi karakteristik virus dilihat dari perubahan genetiknya maupun perubahan transmisi di komunitas termasuk memunculkan klaster kasus di beberapa negara. 

YesDok Ads

Terkait VOI ini, respon menghadapinya ialah terus memantau perkembangan dari WHO. Terdapat 2 kemungkinan yang dapat terjadi seiring studi lanjutan yaitu berubahnya status VOI menjadi VOC sepeti pada varian delta atau statusnya menjadi tidak aktif di suatu wilayah. 

“Untuk itu jangan terlalu panik dan tetap waspada dengan terus meningkatkan Kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan," lanjut Prof Wiku.

WHO juga memantau varian-varian yang memiliki perubahan pada materi genetiknya namun pengaruhnya pada angka kasus di masyarakat belum jelas sehingga perlu penelitian lebih lanjut. Kategori tambahan ini disebut alert for further monitoring salah satunya dari Indonesia yaitu B1.4662 yang ditetapkan pada kategori tersebut pada April 2021. 

Meski demikian, pengaruh dari varian Covid-19 seperti VOC yang berdampak terhadap efektifitas vaksin perlu ditanggapi dengan cermat, yaitu meningkatkan kewaspadaan tanpa ketakutan berlebih dan terus melakukan pembelajaran dan perbaikan tiada henti. 

"Mendorong kita semakin mempercepat memenuhi kebutuhan vaksinasi bahkan melampaui standar minimal cakupan vaksinasi di komunitas karena efektivitas vaksin masih berada dk ambang minimal yaitu lebih dari 50 persen dan terus berupaya menekan penularan di segala lini," pungkas Prof Wiku.

(Foto: pixabay)

YesDok Ads