Vaksinasi merupakan salah satu langkah untuk mencegah perluasan dan penyebaran serta menciptakan kekebalan tubuh pada masyarakat. Di Indonesia, Untuk target sasaran vaksinasi berada di angka 208.265.720 orang. Untuk perkembangan program vaksinasi, penerima vaksin dosis pertama dan kedua terus bertambah.
Namun sayangnya, ditengah pemerintah sedang gencar memberikan vaksinasi. Hal ini dinodai dengan adanya kasus penyuntikkan vaksin kosong yang terjadi diantaranya wilayah Pluit dan Karawang. Profesor Djoerban mengatakan menyuntik vaksin kosong adalah peristiwa serius dan harus diselidiki dengan jelas mengapa relawan nakes melakukan suntikan palsu.
“Yang harus jadi perhatian, bagaimana jika peristiwa ini tidak terjadi di satu tempat saja. Kita harusnya juga mencari, sebenarnya berapa banyak orang yang mendapatkan suntikan-suntikan vaksin kosong itu. Sehingga kita bisa tahu jumlah riil yang belum terproteksi vaksin,” jelas Profesor Zubairi melalui akun Instagramnya.
Menurut Profesor Zubairi Djoerban, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), untuk memastikan Anda divaksinasi dengan benar, maka Anda perlu memerhatikan beberapa tahapan berikut ini:
Apa dampak menyuntik vaksin kosong kepada seseorang?
Profesor Zubairi menjelaskan apa yang terjadi jika seseorang mendapatkan vaksin kosong. Pada prinsipnya, injeksi intramuskular (otot) harus dilakukan tenaga profesional, karena ada risiko yang menyertai. Kalau gelembung udara suntikan kosong itu masuk ke otot, kemungkinan bisa menyebabkan nyeri tetapi hanya sedikit.
Meskipun kemungkinan dampaknya tidak akan terlalu buruk jika suntikan kosong itu masuk ke otot. Namun penyuntikkan vaksin kosong ini tetap harus dipantau.
“Namun tetap saja orang yang disuntik vaksin kosong ini harus dipantau. Baiknya mereka diperiksa kembali satu sampai empat hari kemudian setelah disuntik palsu itu,” tambah Profesor Zubairi.
(Foto: emhealth.org)
COPYRIGHT ©2023 ALL RIGHTS RESERVED BY YesDok