Peran Telemedicine Dalam Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi

October 31, 2021 | Iman

Telemedis

Hidup dalam kenormalan baru dimasa pandemi COVID-19, telah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mengambil langkah preventif dalam penatalaksanaan kesehatan yang menyeluruh. 

Salah satu caranya adalah dengan menjaga kesehatan mental dan fisik sebagai aspek penting dalam kesehatan seseorang, dimana intervensi kesehatan sejak dini akan membantu masyarakat Indonesia sadar dan peduli terhadap kondisi kesehatannya secara umum. 

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan adanya lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami masalah mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami depresi. 

Saat ini, prevalensinya di Indonesia meningkat tajam, yaitu 1 dari 5 orang atau 20% dari populasi berisiko mengalami masalah kesehatan mental. Artinya masalah kesehatan mental bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak muda.

Menurut Psikolog Klinis, Jenyffer, M.Psi, situasi pandemi Covid-19 membuat milenial sangat rentan mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi dan ansietas. Situasi pandemi membuat mereka sering kali merasa diabaikan, terbatasnya ruang untuk mengekspresikan diri dan bersosialisasi.  

“Adapun yang dapat dilakukan anak muda agar kuat mental selama pandemi menurut Jennyfer adalah melihat rasa cemas sebagai alat bantu untuk mengambil tindakan agar tetap bisa berkembang dalam situasi sulit, temukan cara baru untuk berinteraksi dengan teman, fokus pada  diri sendiri agar bisa menemukan cara produktif untuk bertahan di masa pandemi,” jelasnya.

YesDok Ads

Menurutnya, Dengan berkembangnya layanan kesehatan mental di Indonesia, banyak yang masih perlu dilakukan untuk menurunkan stigma yang diasosiasikan dengan kesehatan mental dan mendorong diskusi tentang kesehatan mental.  Dari sekitar 10 ribu puskesmas di Indonesia, baru 60% puskemas yang memberikan layanan kesehatan mental.  

Dari sisi tenaga profesional yang menangani kesehatan mental, Indonesia juga masih kekurangan. Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK) menyebutkan jumlah psikolog klinis yang tersebar di Indonesia saat ini hanya sebanyak 2.782 orang. Artinya, hanya ada 1 psikolog untuk 90 ribu orang di Indonesia, sementara standard yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 1 tenaga psikolog melayani 30 ribu orang.

Sedangkan sampai hari ini jumlah psikiater untuk pelayanan kesehatan jiwa hanya mempunyai 1.053 orang. Artinya, satu psikiater melayani sekitar 250 ribu penduduk.

“Maka telemedis juga menjadi  solusi atas keterbatasan penanganan kesehatan mental di Indonesia. Terutama untuk milenial yang akrab dengan dunia digital, akses pengobatan kesehatan mental jadi lebih riil dan terjangkau,” ungkap Jennyfer.

(Foto: pixabay)

YesDok Ads