Seksualitas
Dewasa
+1

Pentingnya Memiliki Kualitas Tidur Yang Baik

March 22, 2019 | Iman

 Temuan Royal Philips, pemimpin global dalam teknologi kesehatan melalui laporan tahunannya mengenai survei tidur yang dimuat di dalam laporan "The Global Pursuit of Better Sleep Health. Mengungkapkan Orang-orang di seluruh dunia bertahan dengan tidur yang lebih sedikit setiap malam. Beberapa di antara mereka hanya tidur sebanyak 6,3 jam pada hari kerja dan 6,6 pada akhir pekan, jauh lebih rendah dari waktu yang direkomendasikan, yaitu 8 jam sehari.

Survei tidur global tahunan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Tidur Sedunia (15 Maret), melibatkan lebih dari 11.000 orang dewasa di Australia, Brasil, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Jepang, Belanda, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat untuk mengungkap sikap, persepsi, dan perilaku yang berkaitan dengan tidur. 

 

Di negara-negara Asia-Pasifik yang disurvei, stres adalah alasan utama individu terjaga di malam hari. Selain itu, faktor lain yang membuat orang dewasa di kawasan Asia-Pasifik terjaga di malam hari antar lain: lingkungan tidur mereka (32 persen), media sosial (27 persen), kondisi kesehatan seperti masalah nyeri atau pernapasan (23 persen), minum minuman berkafein atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu menjelang tidur (18 persen), dan pasangan mendengkur (17 persen).

 

Menurut, praktisi kesehatan tidur di Snoring and Sleep Disorder Clinic, Dr. Andreas Prasadja, RPSGT tiga masalah tidur yang banyak dialami oleh pasiennya adalah: kantuk di siang hari, mendengkur, dan susah tidur (insomnia).

 

"Banyak orang masih berpikir bahwa mereka memiliki masalah tidur hanya saat mereka tidur di malam hari dan berpikir mendengkur berarti mereka tidur nyenyak. Ini tidak benar. Mendengkur dapat menyebabkan Obstructive Sleep Apnea (OSA) yang jika tidak ditangani dapat berkontribusi pada sejumlah penyakit seperti penyakit jantung, obesitas, dan bahkan impotensi,” ucap dr Andreas.

 

Menurutnya, Masih banyak yang menganggap bahwa mengantuk di siang hari sebagai kemalasan dan bahwa rasa mengantuk itu harus dibasmi, tanpa mencoba memahami kenapa mereka mengantuk. 

YesDok Ads

 

“Mereka mencoba untuk ‘bangun’ dengan minum kopi atau mengonsumsi vitamin, tetapi tidak berpikir bahwa mengantuk ketika seharusnya sudah cukup tidur adalah tanda bahwa ada yang salah – bahwa mereka tidak tidur nyenyak di malam hari,” ungkapnya.

 

Ia menjelaskan, kurangnya kualitas tidur akan menurunkan produktivitas karena kinerja otak kita dioptimalkan pada saat tidur. Mereka yang tidurnya tidak  berkualitas dalam waktu panjang—ditandai dengan sering terbangun atau mendengkur di malam hari, serta merasa mengantuk di siang hari—harus berkonsultasi dengan dokter untuk mengidentifikasi dan menentukan apakah mereka memiliki faktor risiko kesehatan seperti OSA.

 

“Sebagai kondisi yang jarang didiskusikan dan sering tidak terdiagnosa, OSA ditandai dengan gangguan pernapasan atau henti napas beberapa kali sepanjang tidur sehingga mencegah oksigen mencapai paru-paru. Gejala OSA termasuk tersedak atau nafas tersengal saat tidur, dengkuran yang permanen dan keras, kelelahan berlebihan dan konsentrasi yang buruk di siang hari. Jika tidak diobati, sleep apnea berdampak serius bagi kesehatan dalam jangka pendek dan jangka panjang, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, stroke dan tekanan darah tinggi,” imbuh dr Andreas.

 

Ia menambahkan sangat penting untuk menyadari bahwa ketika Anda terus mendengkur, itu bukan tanda tidurnya nyenyak. Itu artinya Anda harus pergi ke dokter dan mengandalkan sumber dan artikel online saja tidak cukup.

Photo Source : Helpguide.org

YesDok Ads

Tag Terkait