Pentingnya Kendalikan Hipertensi untuk Hentikan Serangan Jantung

October 01, 2019 | Iman

Kita memperingati Hari Jantung Sedunia setiap tanggal 29 September. Serangan jantung merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Namun, ada beberapa kondisi di mana serangan jantung tidak dapat dikenali atau serangan tiba-tiba. Dalam dunia medis ini disebut silent myocardial infarction (SMI). SMI menyumbang 45 persen dari total serangan jantung di dunia dan lebih banyak menimpa pria.

Dilansir Times of India, para peneliti telah menemukan bahwa risiko serangan tiba-tiba dikaitkan dengan gejala hipertensi. Tekanan darah ideal dikatakan antara 90 / 60mmHG dan 120 / 80mmHG, sedangkan angka di atas 140 / 90mmHg menunjukkan tanda tekanan darah tinggi. Di Asia, hampir 7 persen wanita dan 12 persen pria berusia antara 15 dan 49 memiliki tekanan darah tinggi. Tiak jarang juga faktor lain seperti merokok, diabetes, obesitas meningkatkan risiko serangan jantung tiba-tiba seiring bertambahnya usia.

Apa yang kita makan menentukan perbedaan dalam menjaga kesehatan jantung. Gaya hidup modern dan urban kita membuka jalan bagi makanan yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi seperti konsumsi junk food pada kasus ini.

Selain itu, bagi sebagian oranng minim akan aktivitas gerak yang sedikit. Akibatnya, terjadi penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain yang berkelanjutan (bersama-sama dikenal sebagai plak) di arteri yang secara bertahap mempersempit arteri. Hal ini yang menyebabkan tekanan berlebih pada arteri dan menyebabkan kerusakan yang dikenal sebagai aterosklerosis. Saat plak mengeras di arteri, gumpalan darah menjadi lebih mungkin muncul. Jika gumpalan darah atau plak tersebut menyumbat arteri, aliran darah melalui otot jantung akan terganggu, sehingga otot kekurangan oksigen dan nutrisi. Kerusakan yang dihasilkan atau kematian bagian dari otot jantung tersebut yang menyebabkan serangan.

Dalam kasus serangan jantung tiba-tiba, penting untuk mengenali tanda dan gejala yang akan datang. Gejalnya bisa jadi ringan dan singkat, dan karenanya sering membingungkan seseorang dan berujung disepelekan.

YesDok Ads

Dua masalah paling umum yang dilaporkan adalah gangguan pencernaan dan nyeri otot, di mana penyebab sebenarnya adalah berkurangnya aliran darah ke jantung. Orang-orang juga mungkin mengalami mual atau keringat berlebih saat serangan jantung yang dikategorikan sebagai gejala atipikal. Jika Anda memiliki salah satu faktor risiko serangan jantung, disarankan segera minta bantuan medis jika mengalami hal berikut ini:

1. Ketidaknyamanan di bagian tengah dada selama beberapa menit
2. Ketidaknyamanan pada tubuh bagian atas lainnya, seperti lengan, leher, punggung, rahang, atau perut.
3. Napas terasa  pendek sebelum atau selama ketidaknyamanan.
4. Berkeringat dingin, merasa mual bahkan pusing. 

 
Mekanisme pencegahan melibatkan pemeriksaan kesehatan untuk mengidentifikasi lebih jauh penyumbatan arteri yang ada, dan menghilangkan faktor risiko seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol, obesitas, dan merokok melalui perubahan pola makan dan gaya hidup. Perencanaan pola makan bisa menjadi titik awal yang bagus bagi Anda. Selain itu, sempatkan 20 menit berolahraga setiap hari untuk mencoba untuk tetap aktif bergerak. Kalau bukan diri sendiri siapa lagi, mari lebih jaga kesehatan jantung Anda.

(Foto: pennmedicine)

YesDok Ads