Pentingnya Cek Kesiapan Sebelum Program Bayi Tabung

January 09, 2022 | Iman

Program bayi tabung

IVF (in vitro fertilization) atau bayi tabung merupakan teknologi reproduksi berbantu bagi para pasangan yang mendambakan keturunan. Metodologi ini menjadi harapan baru bagi para pasangan yang mengalami gangguan keseburan.

Definisi gangguan kesuburan adalah apabila dalam satu tahun Anda dan pasangan berhubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi, namun tidak terjadi kehamilan. Pada kondisi tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi untuk mencari tahu penyebab dan penanganannya dengan program kehamilan yang tepat.

Indikasi program bayi tabung di antaranya ketika kedua saluran telur tersumbat, kualitas sel telur yang kurang baik seperti pada endometriosis, usia perempuan sudah lanjut, kualitas sperma yang buruk, serta disfungsi seksual.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi, RS Pondok Indah – IVF Centre, dr. Shanty Olivia Jasirwan, Sp.OG-KFER menuturkan, terkadang, program bayi tabung juga dibutuhkan pada kondisi gangguan pematangan sel telur yang tidak juga berhasil dengan hanya  pemberian obat-obat pembesar telur.

“Apabila Anda dan pasangan memiliki masalah ini, maka segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi. Kondisi organ reproduksi yang kurang baik dapat menghambat terjadinya kehamilan dan merupakan alasan yang cukup kuat bagi Anda dan pasangan melakukan program bayi tabung (IVF),” ucap dr Shanty.

YesDok Ads

Beberapa persiapan yang dilakukan sebelum proses bayi tabung berjalan salah satunya fit and proper test Anda dan pasangan. Tes ini dilakukan dengan melakukan wawancara awal untuk mengetahui riwayat pernikahan, berapa lama pernikahan, siklus haid, riwayat penyakit dan operasi, riwayat pekerjaan, riwayat pengobatan sebelumnya, dan lainnya.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi apabila Anda dan pasangan ingin melakukan program bayi tabung di Indonesia diantaranya harus pasangan suami-istri yang sah dan tidak menggunakan donor sperma atau telur dari bukan pasangan, calon ibu belum menopause, calon ibu tidak memiliki penyakit yang dapat diperberat oleh kehamilan, seperti penyakit jantung hingga siap secara mental dan finansial  

Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi, Anda dan pasangan dapat melakukan serangkaian pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan dasar infertilitas berupa analisis semen sperma, histerosalpingografi (HSG) untuk mengevaluasi saluran telur, USG transvaginal, dan konfirmasi ovulasi dengan melihat siklus haid wanita atau dengan pemeriksaan hormon. 

“Kemudian calon ibu akan diberikan suntikan hormon setiap harinya untuk memperbesar ukuran beberapa cangkang telur (folikel), sehingga dapat dilakukan panen telur (ovum pick up). Nantinya, akan dipilih telur yang paling baik untuk digabungkan bersama sperma agar terjadi pembuahan,” terang dr Shanty.

(Foto : pixabay)

YesDok Ads