Penelitian: Wabah Virus Corona Pengaruhi Mimpi Seseorang

May 02, 2020 | Helmi

terbangun karena mimpi buruk

Tingkat kecemasan melonjak selama pandemi virus corona. Bahkan tak sedikit yang mengalami kesulitan tidur. Dalam beberapa kasus juga membuat seseorang sering terbangun di tengah malam, dan dapat menurunkan kualitas tidur.

Seorang asisten profesor psikologi di Universitas Harvard, Deirdre Barrett, sedang melakukan analisis di seluruh dunia tentang mimpi orang selama masa pandemi virus corona. Dia mulai pada bulan Maret, dan sekarang memiliki catatan 6.000 mimpi dari survei 2.400 orang.

Anehnya, beberapa orang mendapatkan representasi metaforis dari ketakutan dalam mimpi mereka, seperti serangga dengan taring dan elemen supranatural. Namun, ada orang-orang yang memimpikan yang terburuk: penembakan massal, orang-orang dengan batuk keras tanpa ada jarak sosial dan sejenisnya.

Yang paling trauma adalah petugas kesehatan garis depan, yang mimpinya mencerminkan perasaan bersalah karena tidak mampu menyelamatkan nyawa. Dalam mimpi mereka, mereka juga menyalahkan diri sendiri karena memberikan COVID-19 kepada anggota keluarga dekat.

YesDok Ads

Mimpi yang konsisten telah menyebabkan peningkatan insomnia di seluruh negeri. Menurut sebuah survei oleh SleepHelp.org, 22 persen orang mengatakan mereka memiliki kualitas tidur yang buruk sejak pandemi COVID-19 dimulai.

Di antara kekhawatiran yang membuat orang tidak tertidur, takut terinfeksi COVID-19 adalah salah satu alasan utama bagi 14 persen responden. Liputan berita yang menyoroti aspek negatif dari pandemi ini mengkhawatirkan sepertiga responden survei, karena sumber daya kesehatan dan ekonomi dalam kesulitan.

Karena kebanyakan orang juga bekerja dari rumah sambil menjaga anak-anak mereka, tidur tujuh jam menjadi tantangan tersendiri. Sedangkan kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan tingkat stres meningkat.

(Foto: Freepik/deucefleur)

YesDok Ads