Penelitian Baru: Rokok Elektrik dapat Tingkatkan Risiko Penyakit Mulut

March 17, 2020 | Claudia

Vape

Saat ini, semakin banyak orang yang beralih dari rokok konvensional ke rokok elektrik atau yang lebih dikenal dengan vape. Meski begitu, penggunaan vape juga masih kontroversial, apa benar vape lebih aman ketimbang rokok konvensional?

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh NYU College of Dentistry melihat bahwa menggunakan rokok elektrik atau vape, juga dapat mengubah flora di dalam mulut. Jika penggunaan rokok elektrik terus dilakukan, ini dapat menempatkan pengguna pada risiko infeksi yang lebih tinggi daripada perokok konvensional dan bukan perokok.

Saat ini, penggunaan rokok elektrik memang tak terbatas dari mereka yang beralih dari rokok konvensional saja. Bahkan yang sebelumnya bukan perokok juga ikut mengisap rokok elektrik. Padahal, belum ada penelitian yang melihat efek kesehatan jangka panjang dari penggunaan rokok elektrik.

Penelitian terbaru melihat efek dari senyawa diethylene glycol yang terdapat dalam rokok elektrik pada mulut. Selain menjadi jalan bagi udara untuk memasuki paru-paru, mulut juga menjadi gerbang bagi mikroba untuk masuk ke dalam tubuh.

Bakteri di dalam mulut tak selalu buruk. Ada triliunan bakteri di kulit, usus, dan mulut, yang membantu melawan infeksi dan melakukan proses pencernaan.

Penelitian akan mengevaluasi efek penggunaan rokok elektrik pada keseimbangan bakteri di mulut. Sedikit saja terjadi perubahan pada keseimbangan bakteri di mulut, maka ini bisa berkontribusi terhadap berbagai penyakit mulut.

Para peneliti kemudian membandingkan keseimbangan bakteri mulut pada tiga kelompok orang, yakni pengguna rokok elektrik, perokok konvensional, dan bukan perokok. Setelah diamati, para peneliti menemukan perubahan signifikan pada keseimbangan bakteri mulut dari para perokok elektrik.

Jika dibandingkan dengan kelompok perokok konvensional dan kelompok bukan perokok, para pengguna rokok elektrik memiliki jumlah bakteri yang lebih tinggi yang disebut Porphyromonas dan Veillonella, yang memiliki hubungan dengan penyakit gusi.

Para peneliti juga telah mengaitkan perubahan keseimbangan bakteri mulut dengan beberapa penyakit, mulai dari kerusakan gigi dan bau mulut atau halitosis, hingga diabetes, penyakit jantung, dan bahkan kanker.

Meskipun penelitian ini tidak menunjukkan secara langsung bahwa penggunaan rokok elektrik dapat menyebabkan penyakit-penyakit ini, namun penelitian menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik secara terus menerus memiliki hubungan yang signifikan terhadap perubahan keseimbangan bakteri di dalam mulut.

Penelitian menyimpulkan bahwa, penggunaan rokok elektrik sama halnya seperti merokok konvensional, yakni sama-sama meningkatkan risiko infeksi mulut. Jadi, masih tetap ingin menggunakan rokok elektrik atau merokok konvensional? Kesehatan Anda tentu lebih utama.

(Foto: techcrunch.com)

YesDok Ads