Pemanfaatan Virtual Reality untuk Terapi Pasien Gangguan Makan

October 24, 2020 | Helmi

virtual reality

Beberapa game sekarang mendukung teknologi virtual reality (VR), yang memberi pemain pengalaman yang lebih imersif saat bermain.

Tak hanya dalam game, sekelompok peneliti telah menggunakan VR sebagai alat potensial dalam pengobatan gangguan makan. Mereka percaya VR dapat mengurangi ketakutan dan kecemasan individu dalam terapi, memungkinkan mereka untuk terbuka terhadap terapis mereka.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Human-Computer Interaction Journal, para peneliti menggunakan "terapi eksposur realitas virtual".

Terapi eksposur adalah teknik terapi perilaku yang umum digunakan untuk mengelola kecemasan dan ketakutan dengan memaparkan orang tersebut pada objek kecemasan atau ketakutan. Idenya adalah bahwa VR dapat mempermudah menjalani terapi.

Peserta studi serta peneliti dilengkapi dengan layar VR yang dipasang di kepala. Mereka diperkenalkan satu sama lain di dunia virtual. Para peserta membuat dan menyesuaikan avatar mereka sesuai dengan penampilan mereka.

Mereka dapat mengubah kualitas fisik avatar mereka, seperti bentuk dan ukuran tubuh, warna rambut dan warna kulit. Terapis tampil sebagai diri mereka sendiri dalam bentuk virtual.

Semuanya masuk ke lingkungan virtual. Lingkungan virtual memiliki dua dunia, yang menciptakan eksposur cermin. Paparan cermin berfungsi sebagai konfrontasi antara peserta terapi dan citra tubuh mereka.

YesDok Ads

Terapis memberi tahu peserta untuk memeriksa setiap bagian tubuh avatar mereka dan membuat penyesuaian. Mereka diminta untuk mendeskripsikan pikiran, perasaan dan perhatian mereka saat mereka berjalan.

Para peserta mengedit avatar mereka sendiri saat mereka maju dalam sesi mereka, menjadi lebih terbuka, sampai pada titik di mana satu-satunya yang dikenakan avatar adalah pakaian dalam mereka.

Setelah sesi, peserta melaporkan tidak takut akan penilaian negatif dari terapis, mungkin karena mereka merasa ruang pribadi mereka dihormati. Pengalaman unik di dunia virtual dapat memotivasi orang untuk terlibat dengan profesional perawatan kesehatan.

Studi lain, yang diterbitkan dalam The Lancet Psychiatry, menunjukkan potensi VR dalam mengobati rasa takut akan ketinggian. Mereka yang dirawat menggunakan teknologi VR memiliki tingkat ketakutan yang lebih rendah, dibandingkan dengan peserta lain.

Efek positif dari pengobatan bahkan bertahan selama masa tindak lanjut, mengarahkan penulis untuk mendukung manfaat potensial VR dalam merawat kesehatan mental.

(Foto: AR Post)

YesDok Ads