Pasien Tuberkolosis Butuh Kepatuhan Tinggi untuk Sembuh

November 02, 2019 | Iman

Tuberkolisis (TB) masih menjadi salah satu beban kesehatan di Indonesia dengan menduduki peringkat kedua kasus TB secara global. Berdasarkan WHO Global TB Report 2018, insiden TB di Indonesia diperkirakan mencapai 842.000 kasus, dengan 442.172 kasus TB teridentifikasi dan 399.828 yang tidak teridentifikasi atau di diagnosa.

Dan insiden TB pada laki – laki dewasa di Indonesia mencapai 492.000 kasus; 349.000 kasus pada perempuan dewasa dan 49.000 pada anak – anak.

TB adalah penyakit yang penularannya sangat cepat, mudah dan dapat mengancam siapapun tanpa memandang latar belakang orang tersebut.

Bakteri TB ditularkan melalui udara saat orang dengan TB batuk, berbicara atau menyanyi, mereka memercikkan kumat TB ke udara, sehinga seorang lainnya dapat terpapar dengan TB hanya dengan menghirup sejumlah kecil kuman TB.

Beberapa tanda dan gejala dari TB pada paru - paru adalah batuk berkepanjangan hingga dua minggu atau lebih, sakit di dada, batuk darah atau berdahak (dahak berasal dari paru – paru), mudah lelah, penurunan berat badan, tidak nafsu makan, panas dingin, demam, berkeringat di malam hari.

Sementara itu, pada umumnya, TB dapat disembuhkan dengan menjalankan pengobatan yang membutuhkan tingkat kepatuhan yang tinggi dan sesuai anjuran dokter. Namun, pengobatan TB berlangsung lama dan membutuhkan tingkat kepatuhan yang tinggi, sehingga sebagian pasien TB terkadang berhenti menggunakan obat setelah beberapa bulan menjalani karena sudah merasa lebih baik. 

Karena ketidakpatuhan pasien TB dalam pengobatannya dapat memperburuk kondisi pasien tersebut hingga menjadi pasien Multi-Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB).

MDR-TB adalah suatu kondisi dimana pasien resisten terhadap minimal 2 (dua) obat anti TB paling ampuh, yaitu isoniazid dan Rifampisin atau obat anti TB lini pertama lainnya seperti etambutol, streptomisin, dan pirazinami. Sehingga pasien MDR-TB akan membutuhkan pengobatan dengan dosis yang lebih tinggi.

Sementara orang yang berisiko terkena TB dan MDR TB diantaranya adalah orang-orang dengan kondisi kesehatan dan sistem kekebalan tubuh yang rendah, pasien TB yang tidak meminum obat secara teratur, telah berulang kali menderita TB serta memiliki riwayat mendapatkan pengobatan TB sebelumnya dan tinggal atau datang dari wilayah yang memiliki beban TB Resistan obat tinggi.

(Foto : firstcryparenting)

YesDok Ads