Nyeri Pada Perut? Waspadai Sindrom Hiperstimulasi Ovarium!

August 03, 2019 | Aqiyu

Masalah yang dapat terjadi pada ovarium wanita sangatlah beragam. Salah satunya adalah sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarium hyperstimulation syndrome atau OHSS). Di Indonesia, sindrom hiperstimulasi ovarium sendiri memang termasuk komplikasi yang langka.

Sindrom hiperstimulasi ovarium adalah komplikasi yang memengaruhi wanita yang memakai obat hormon suntik untuk merangsang perkembangan telur di ovarium. Dimana indung telur penderita menjadi bengkak dan nyeri. Selain itu, sindrom hiperstimulasi ovarium juga menyebabkan kenaikan berat badan yang cepat, sakit perut, muntah dan sesak napas.

Sekitar 1 sampai 2 persen wanita yang menjalani stimulasi ovarium mengembangkan bentuk sindrom hiperstimulasi ovarium yang parah.

Komplikasi bisa meliputi pengumpulan cairan di perut dan terkadang di dada, gangguan elektrolit (sodium, potassium, lainnya), bekuan darah di pembuluh besar biasanya di kaki, gagal ginjal, torsi ovarium, pecahnya kista di ovarium yang bisa menyebabkan perdarahan serius, masalah pernafasan, kehilangan kehamilan akibat keguguran atau penghentian karena komplikasi bahkan kematian.

Hal ini pada umumnya terjadi pada wanita yang menjalani fertilisasi in vitro (IVF), induksi ovulasi atau inseminasi intrauterin. Tanda seorang wanita terkena sindrom hiperstimulasi ovarium adalah terjadi pembesaran ovarium karena beberapa kista ovarium dan pergeseran cairan akut ke ruang ekstravaskular.

Pada beberapa kasus, sindrom hiperstimulasi ovarium terjadi selama perawatan kesuburan dengan menggunakan obat oral, seperti clomiphene (Clomid, Serophene). Namun, sindrom hiperstimulasi juga bisa terjadi secara spontan, tidak terkait dengan perawatan kesuburan.

Salah satunya seperti yang alami oleh seorang wanita berusia 34 tahun dengan tinggi badan 153 cm dan berat badan 43 kg, berkebangsaan Indonesia dan tinggal di Jakarta. Wanita tersebut sedang mengikuti program bayi tabung dalam pengawasan dokter spesialis kebidanan kandungan dan saat ini sedang dalam masa persiapan.

Ia berkonsultasi pada YesDok. Keluhan awal yang dialaminya meliputi rasa tidak nyaman di perut, perut terasa membesar, tidak bisa buang air besar, terasa kembung dan tidak adanya rasa mulas agar ingin buang air besar. Pasien tersebut mengaku jika keluhan seperti ini tidak pernah dirasakan sebelumnya.

Untuk keluhan yang sudah dirasakan selama seminggu ini, belum dilakukan tindakan atau konsumsi obat tertentu untuk membantu buang air. Saat ini hanya konsumsi obat-obatan dari dokter spesialis kebidanan kandungan dalam program bayi tabung yang dijalani.

YesDok Ads

Pada kasus ini, faktor risiko yang nampak adalah berat badan rendah, dimana secara IMT hanya 18,37 (Kurang). Pada anamnesis tidak didapatkan riwayat haid yang tidak teratur yang mungkin mengarah ke sindrom ovarium polikistik. Selain itu investigasi dari spesialis kebidanan kandungan juga tidak ditemukan kelainan lainnya.

Mengetahui gejala dini sindrom hiperstimulasi ovarium ini akan membantu pasien waspada akan kemungkinan perburukan sehingga mencegah terjadinya keadaan OHSS yang lebih lanjut atau berat, bahkan kematian.

Langkah membuat diagnosa sindrom ini dengan melakukan pemeriksaan fisik, ultrasound dan tes darah. Sindrom hiperstimulasi ovarium umumnya sembuh sendiri dalam waktu satu atau dua minggu atau agak lama jika Anda hamil. Pengobatan ditujukan untuk membuat Anda nyaman, mengurangi aktivitas ovarium dan menghindari komplikasi.

Adapaun penanganan untuk mengobati sindrom hiperstimulasi ovarium ini dengan cara mengonsumsi obat anti mual atau penghilang rasa sakit. Selain itu, pasien diwajibkan untuk selalu memenuhi asupan cairan yang cukup.

Drainase cairan perut berlebih menggunakan jarum yang dimasukkan ke dalam rongga perut pasien. Pasien juga bisa menggunakan stoking untuk membantu mencegah pembekuan darah. Selama mengalami sindrom ini pasien sebaiknya menghindari hubungan seksual.

Untuk menjaga tubuh tetap fit dan bugar, pasien bisa melakukan aktivitas fisik yang ringan dan jangan terlalu berat. Serta selalu memantau perubahan drastis yang terjadi pada tubuh seperti kenaikan berat badan. Hubungi dokter jika tanda dan gejala semakin memburuk.

Melalui YesDok, pasien bisa mendapat informasi yang lebih jelas. Terutama mencegah kepanikan serta membuat pasien tahu kapan pergi untuk penanganan lanjutan dan bagaimana hal-hal sederhana dapat dilakukan untuk penanganan pertama serta meringankan gejala sementara. 

(Foto: firstcry parenting)

YesDok Ads