MIT Kembangkan Kecerdasan Buatan untuk Deteksi Kanker Payudara Lebih Cepat

May 10, 2019 | Helmi

Tentunya Anda sudah hafal dengan pepatah “lebih baik mencegah daripada mengobati”. Idenya adalah mencegah sesuatu penyakit terjadi daripada mencoba memulihkannya.

Inilah sebabnya mengapa banyak peneliti yang terus mengupayakan pendeteksian penyakit lebih dini. Peneliti-peneliti ini memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) untuk coba diterapkan di bidang medis. Harapannya kecerdasan buatan ini bisa membantu apa yang terlewat dari mata manusia.

Seperti para peneliti dari MIT yang mengembangkan model AI yang mereka rencanakan untuk membantu memprediksi terjadinya kanker payudara.

 Teknologi ini akan mengandalkan pemindaian mammogram yang telah ditanamkan kecerdasan buatan. Ia akan memprediksi apakah pasien memiliki potensi kanker payudara yang berkembang. Ini dicapai dengan memindai mammogram lebih dari 60.000 pasien yang dirawat di Massachusetts General.

Mereka kemudian menandai pindaian pada perempuan yang menderita kanker payudara dalam lima tahun proses screening mereka, sehingga memberi penanda dan tanda AI untuk dicari dalam pindaian di masa depan.

Selain dapat memprediksi kanker payudara sejak dini, penggunaan kecerdasan buatan ini dapat membantu memperbaiki perbedaan ras dalam perawatan kesehatan. Ini karena pedoman saat ini terutama didasarkan pada populasi kulit putih, yang berarti dapat menyebabkan keterlambatan deteksi pada perempuan dengan kulit berwarna.

Menurut Dr. Allison Kurian, “Sangat mengejutkan bahwa model ini memiliki kinerja yang sama baiknya bagi orang kulit hitam dan kulit putih. Jika divalidasi dan tersedia untuk digunakan secara luas, ini benar-benar dapat meningkatkan strategi kami saat ini untuk memperkirakan risiko.”

Tentunya Anda sudah hafal dengan pepatah “lebih baik mencegah daripada mengobati”. Idenya adalah mencegah sesuatu penyakit terjadi daripada mencoba memulihkannya.

YesDok Ads

Inilah sebabnya mengapa banyak peneliti yang terus mengupayakan pendeteksian penyakit lebih dini. Peneliti-peneliti ini memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) untuk coba diterapkan di bidang medis. Harapannya kecerdasan buatan ini bisa membantu apa yang terlewat dari mata manusia.

Seperti para peneliti dari MIT yang mengembangkan model AI yang mereka rencanakan untuk membantu memprediksi terjadinya kanker payudara.

 Teknologi ini akan mengandalkan pemindaian mammogram yang telah ditanamkan kecerdasan buatan. Ia akan memprediksi apakah pasien memiliki potensi kanker payudara yang berkembang. Ini dicapai dengan memindai mammogram lebih dari 60.000 pasien yang dirawat di Massachusetts General.

Mereka kemudian menandai pindaian pada perempuan yang menderita kanker payudara dalam lima tahun proses screening mereka, sehingga memberi penanda dan tanda AI untuk dicari dalam pindaian di masa depan.

Selain dapat memprediksi kanker payudara sejak dini, penggunaan kecerdasan buatan ini dapat membantu memperbaiki perbedaan ras dalam perawatan kesehatan. Ini karena pedoman saat ini terutama didasarkan pada populasi kulit putih, yang berarti dapat menyebabkan keterlambatan deteksi pada perempuan dengan kulit berwarna.

Menurut Dr. Allison Kurian, “Sangat mengejutkan bahwa model ini memiliki kinerja yang sama baiknya bagi orang kulit hitam dan kulit putih. Jika divalidasi dan tersedia untuk digunakan secara luas, ini benar-benar dapat meningkatkan strategi kami saat ini untuk memperkirakan risiko.”

(Foto: Surveycto)

YesDok Ads