Sebuah studi oleh American College of Cardiology (ACC) menunjukkan bahwa minuman yang dimaniskan secara artifisial dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk penyakit kardiovaskular atau jantung.
Orang yang mengonsumsi banyak minuman ini mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi kardiovaskular.
Para peneliti melihat data dari lebih dari 100,00 orang, yang diminta untuk melengkapi tiga catatan diet 24 jam berbasis web setiap enam bulan. Ini mengungkapkan berapa banyak minuman manis dan berapa banyak minuman dengan pemanis buatan yang mereka konsumsi.
Para peneliti mendefinisikan minuman dengan pemanis buatan sebagai minuman yang mengandung pemanis non-nutrisi, yang tidak memiliki kalori atau rendah kalori. Minuman manis merupakan produk dengan kadar gula 5% atau lebih.
Tim memantau peserta selama 10 tahun, dari 2009 hingga 2019, mencari tanda-tanda penyakit kardiovaskular, termasuk stroke, serangan jantung atau sindrom koroner akut.
Para peneliti menemukan bahwa 1.379 peserta mengembangkan kejadian pertama penyakit kardiovaskular.
Mereka yang mengonsumsi salah satu, atau keduanya, minuman manis dan minuman yang dimaniskan memiliki risiko lebih tinggi mengalami kejadian kardiovaskular dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi salah satu jenis minuman tersebut.
"Studi kami menunjukkan minuman yang dimaniskan secara artifisial mungkin bukan pengganti yang sehat untuk minuman gula, dan data ini memberikan argumen tambahan untuk memicu perdebatan saat ini tentang pajak, pelabelan dan regulasi minuman manis dan minuman yang dimaniskan secara artifisial," kata mahasiswa doktoral Eloi Chazelas, seorang mahasiswa doktoral. penulis penelitian, dalam siaran pers ACC.
Studi lain yang diterbitkan pada 2017 di jurnal American Heart Association, Stroke, mengaitkan minuman yang dimaniskan secara artifisial dengan stroke dan demensia.
Lebih dari 2.800 orang dewasa diperiksa untuk asupan rutin minuman dengan pemanis buatan. Dalam 10 tahun masa tindak lanjut, terdapat 97 kasus stroke dan 81 demensia. Namun kaitannya tidak ditemukan pada minuman yang dimaniskan dengan gula.
(Foto: Food Navigator)
