Meski Sedikit, Merokok Bisa Tingkatkan Risiko Terkena Stroke

September 19, 2020 | Helmi

merokok

Penelitian baru menunjukkan bahwa risiko stroke yang berpotensi fatal bisa dipicu merokok. Risiko tersebut tetap ada meskipun merokok dalam jumlah yang sangat sedikit atau ringan.

Data yang diterbitkan ini meneliti kasus subarachnoid hemorrhage (SAH), sejenis pendarahan otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.

Para peneliti dari Universitas Helsinki dan Rumah Sakit Universitas Helsinki mengumpulkan data untuk mempelajari hal ini. Ditemukan bahwa perokok - bahkan mereka yang diidentifikasi sebagai perokok sesekali - berisiko mengalami kondisi SAH.

"Studi yang menarik ini menunjukkan bahwa merokok - bahkan merokok ringan - dapat menyebabkan peningkatan insiden stroke," kata Dr. Len Horovitz, spesialis paru di Lenox Hill Hospital di New York City.

Mekanismenya sepertinya tidak tergantung pada hipertensi [tekanan darah tinggi], meski hipertensi bisa menyebabkan stroke, tambahnya. “Merokok menyebabkan penurunan distensibilitas di arteri, yang mungkin menyebabkan fenomena ini.”

Telah dipahami selama beberapa dekade bahwa merokok tidak sehat dan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi daripada tidak merokok.

YesDok Ads

Tetapi beberapa perokok sesekali mungkin berpikir mereka tidak berisiko karena mereka hanya merokok dalam jumlah yang sangat sedikit.

Nicole Avena-Blanchard, PhD, asisten profesor ilmu saraf di Mount Sinai School of Medicine di New York City, menunjukkan bahwa studi 2016 dari National Cancer Institute melaporkan bahwa bahkan perokok yang merokok kurang dari satu batang per hari memiliki Risiko kematian dini 64 persen lebih tinggi dibandingkan bukan perokok.

“Risiko penyakit yang disebabkan oleh merokok sama, tetapi frekuensinya lebih rendah [untuk perokok sesekali],” ujar Dr. Carolyn Dresler, pensiunan ahli onkologi bedah toraks dan sukarelawan Action on Smoking and Health (ASH).

“Bahkan satu batang rokok sehari dapat mempertahankan risiko kardiovaskular. Selain itu, risiko kanker paru-paru lebih terkait dengan durasi merokok dalam beberapa tahun dibandingkan jumlah per hari. "

Sederhananya, merokok yang lebih jarang memang memiliki risiko yang lebih rendah daripada merokok satu atau dua bungkus per hari, tetapi tetap memiliki risiko. Cara terbaik untuk menghindari masalah kesehatan ini tentunya adalah dengan berhenti merokok.

YesDok Ads