Menyusui Tekan Risiko Penyakit Jantung

July 15, 2019 | Iman

Menurut sebuah penelitian, menyusui dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 15 tahun ke depan. Di antara wanita yang memiliki tekanan darah sehat selama kehamilan mereka, menyusui selama enam bulan atau lebih lama secara signifikan meningkatkan tingkat kolesterol baik', serta menurunkan jumlah lemak dalam sirkulasi mereka.

Pemberian makan secara alami juga mengurangi ketebalan arteri karotid, penelitian menambahkan. Hal tersebut memasok kepala dan leher dengan darah kaya akan oksigen, dengan diameter yang lebih lebar yang bisa menurunkan juga risiko stroke. Penulis utama Dr Malamo Countouris dari University of Pittsburgh, mengatakan bahwa studi ini menambah bukti bahwa menyusui penting tidak hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu.

''Menyusui tampaknya bersifat kardioprotektif pada wanita-wanita, yang terbukti dengan peningkatan kolesterol dan penanda penyakit kardiovaskular subklinis. Menyusui merangsang pelepasan hormon oksitosin, yang mungkin berperan dalam menurunkan tekanan darah," terang dr Malamo seperti dilansir laman DailyMail.

Sekitar 80 persen bayi yang lahir di AS disusui sampai batas tertentu. Tekanan darah tinggi selama kehamilan, yang dikenal sebagai pre-eklampsia, memengaruhi sekitar tiga persen ibu hamil di AS. Para ahli juga mengatakan menyusui melepas hormon cattle oksitosin yang bisa menurunkan tekanan darah, Lakstasi juga dapat menangkal beberapa perubahan metabolik yang terjadi selama kehamilan.

Berbicara tentang temuan tersebut, Dr Malamo mengatakan banyaknya masyarakat yang masih belum mengerti tentang akumulasi risiko kardiovaskular pada wanita. ''Meneliti bagaimana suatu kehamilan dapat meningkat atau mungkin mengurangi beberapa risiko itu dapat memberi kita wawasan tentang presentasi unik dan pengembangan risiko penyakit jantung pada wanita," ungkap dr Malamo.

Hasil penelitian lebih lanjut menyarankan tidak ada bukti bahwa menyusui memberikan manfaat kesehatan jantung di antara mereka yang memiliki tekanan darah tinggi saat hamil. Dr Malamo percaya ini mungkin karena ukuran penelitian terlalu kecil.

Para peneliti menambahkan studi masa depan yang menilai hubungan antara menyusui dan kesehatan jantung pada wanita harus lebih lama dari percobaan saat ini. Dalam studi ini, para peneliti menganalisis 678 wanita hamil yang direkrut dari 52 klinik di Michigan, Amerika antara tahun 1998 dan 2004.

YesDok Ads

Para wanita kemudian mengikuti penilaian kesehatan yang berlangsung antara 7 sampai 15 tahun. Selama evaluasi, para wanita ditanya berapa lama mereka menyusui selama setiap kehamilan mereka.

Tekanan darah, kolesterol dan kadar lemak yang beredar juga diukur, serta diameter dan ketebalan arteri karotidanya. Dari jumlah peserta, 157 orang tidak pernah menyusui, 284 menyusui selama enam bulan atau kurang dan 133 melakukannya setidaknya selama setengah tahun.

Para wanita juga dipisahkan sesuai dengan tingkat tekanan darah mereka selama kehamilan. Temuan ini dipresentasikan di American Scientific's 67th Scientific Session dan muncul setelah penelitian yang dirilis pada bulan Juni tahun lalu yang juga menyatakan bahwa menyusui mengurangi ketidaknyamanan seksio sesarea yang menyakitkan.

Ibu yang menyusui paling sedikit dua bulan setelah menjalani c-section, tiga kali lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami nyeri persisten dibandingkan dengan mereka yang melakukannya dalam jangka waktu yang lebih singkat, ungkap studi yang dilakukan oleh rumah sakit Our Lady of Valme di Seville.

Penelitian tersebut menambahkan bahwa sekitar 23 persen wanita yang menyusui selama kurang dari dua bulan melaporkan rasa sakit di lokasi c-section mereka, dibandingkan hanya delapan persen yang menyusui lebih lama.

"Kecemasan secara signifikan meningkatkan risiko wanita menderita ketidaknyamanan setelah operasi," pungkas dr Malamo. 

(Foto: aleteia.org)

YesDok Ads