Penelitian baru memperingatkan bahwa kebanyakan penderita diabetes menyimpan pasokan insulinnya pada suhu yang salah.

Insulin adalah jenis obat yang dapat membantu mengatur dan mengontrol kadar gula darah agar tetap pada kadar normal.

Empat dari lima orang menyimpannya pada suhu yang dingin atau bahkan bisa pada suhu yang hangat di kulkas mereka, hal tersebut berpotensi berpengaruh pada kekuatan obatnya.

Para peneliti juga memperingatkan bahwa orang secara tidak disadari membuat insulin mereka kurang efektif dan mereka perlu menggunakan termometer untuk memeriksa apakah itu disimpan dengan benar atau tidak.

Sebuah studi terhadap 388 penderita diabetes mengukur suhu insulin mereka saat mereka menyimpannya di lemari es atau di tas untuk dibawa-bawa.

Dan 79% dari catatan tersebut mengungkapkan bahwa obat tersebut disimpan diluar pada kisaran selama dua jam hingga 42 menit per hari.

Para peneliti asal Jerman memonitor suhu formulasi insulin yang disimpan di lemari es di rumah. Sekitar 388 pasien diabetes Amerika Serikat dan Eropa memasang sensor suhu di sebelah insulin yang mereka taruh di lemari es atau kulkas.

Pengukuran suhu otomatis dilakukan setiap 3 menit selama rata-rata 49 hari.

Rata-rata, insulin yang berada di lemari es berada di luar kisaran suhu yang disarankan .

Padahal insulin pasien tersebut hanya diluar anjuran sekitar 8 menit sehari.

Penderita diabetes perlu mengambil obat insulin ini beberapa insulin melalui suntikan dengan dosis yang tepat. 

Orang sehat membuat insulin yang memungkinkan tubuh menggunakan gula dari makanan yang mereka konsumsi untuk energi otot di pankreas mereka.

Penderita diabetes tipe 1 tidak bisa memproduksikan insulin sendiri dan perlu menyuntikkan hormon tersebut sebagai obat untuk menghentikan lonjakan gula darah.

Insulin butuh disimpan antara 2C dan 8C di lemari es dan seperti obat vaksin dan injeksi lainnya,insulin bisa menjadi sangat sensitif terhadap panas dan dingin dan dapat dihancurkan jika suhu bergeser beberapa derajat. 

(Foto: healthline.com)