Baru-baru ini beredar kabar bahwa jamur enoki yang biasa dikonsumsi sehari-sehari sebagai tambahan makanan ditarik dari peredaran. Pasalnya, jamur enoki yang diimport dari Korea Selatan diduga terkontaminasi dan mengandung bakteri listeria yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Bakteri listeria ini bisa menyebabkan penyakit listeriosis yang mempunyai konsekuensi sakit hingga meninggal dunia, utamanya pada golongan rentan, balita, ibu hamil dan manula. Gejala dari infeksi bakteri listeria ini ditunjukkan dengan beberapa kondisi mulai dari demam, nyeri otot, sakit kepala, kehilangan keseimbangan, mual, kejang, leher kaku, dan gejala lainnya.

Bakteri listeria ini bisa menginfeksi manusia dengan cara mengonsumsi sayuran mentah yang berasal dari tanah yang terkontaminasi. Mengonsumsi susu atau makanan yang terbuat dari olahan susu yang tidak melewati proses pasteurisasi. Serta mengonsumsi daging mentah yang tidak bersih dan makanan kemasan yang terkontaminasi bakteri saat pengolahannya.

Jamur enoki tumbuh secara alami dari tunggul pohon hackberry China, juga dapat tumbuh pada pohon ash, kesemek, atau pohon murbei. Sebelum beredar kasus yang memakan korban jiwa, jamur enoki merupakan salah satu jamur yang dibudayakan. Karena jamur enoki mengandung vitamin B1, B2, B3, B5, fosfor, zat besi, dan tembaga. Selain itu, terdapat asam amino tryptophan, threonine, Isoleucine, Leucine, lysine, sumber serat, dan antioksidan seperti selenium.

Dengan kata lain, mengonsumsi jamur enoki tidak berbahaya asalkan jamur tersebut tidak terkontaminasi oleh bakteri dan yang mengonsumsi tidak ada riwayat alergi jamur. Sebelum dimasak dan diolah jamur enoki harus dicuci terlebih dahulu sampai bersih. Melansir laman pertanian.go.id, dijelaskan bahwa bakteri listeria pada jamur enoki ini sebenarnya akan hilang dalam suhu 75 derajat Celsius.

Namun yang dikhawatirkan adalah cara penyimpanannya di lemari pendingin atau kulkas. Karena bakteri listeria bisa bertahan hidup pada suhu dingin. Bahkan bakteri listeria bisa membuat makanan yang ditaruh pada tempat yang bersamaan terkontaminasi.

(Foto: new food magazine)