Mengenal Mammografi Untuk Deteksi Kanker Payudara

September 10, 2020 | Iman

Mammografi

Mammografi adalah salah satu cara terbaik untuk mendeteksi kanker payudara, khususnya pada perempuan berumur 50 tahun ke atas. 

Menurut Breast Cancer Surveillance Consortium, sensivitas mammografi secara keseluruhan mencapai sekitar 37 persen. Artinya, mammografi dapat secara tepat mengidentifikasi sekitar 87 persen perempuan yang betul mengidap kanker payudara. 

Sensitivitas mammografi pada perempuan berusia di atas 50 tahun lebih tinggi ketimbang yang lebih muda. Sensitivitasnya juga lebih tinggi pada perempuan dengan payudara berlemak. 

Apa Itu Mammografi?

Mammografi adalah metode deteksi kanker menggunakan sinar-X dengan kadar rendah. Mammografi bisa menghasilkan citra payudara secara detail. Saat ini mammografi merupakan metode berbasis populasi terbaik yang tersedia untuk mendeteksi kanker payudara pada tahap awal.

Mammografi dapat menunjukkan mikrokalsifikasi yang lebih kecil dari 100 µm. Mikrokalsifikasi adalah bintik kecil seperti kapur pada payudara yang terbentuk dari kalsium. Adanya mikrokalsifikasi bisa menjadi pertanda kanker payudara. Mammografi bahkan bisa mendeteksi kanker payudara jauh lebih dini ketimbang dengan metode periksa payudara sendiri (SADARI). 

Kapan Anda Perlu Menjalani Mammografi?

Pemeriksaan Mammografi umumnya dilakukan pada wanita berusia 35 tahun ke atas. Beberapa badan kesehatan menyarankan mammografi dilakukan pada usia 40 tahun ke atas. 

Tapi, pada prinsipnya, tidak ada ketentuan usia ideal untuk menjalani mammografi. Perempuan berumur 35 tahun ke atas disarankan menjalani mammografi screening satu hingga dua sekali, terutama bila memiliki risiko terkena kanker payudara.

Kelompok yang memiliki risiko kanker payudara antara lain: 

1. Berumur lebih dari 50 tahun

YesDok Ads

Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang berusia di atas 50 tahun. Menurut penelitian, risiko tertinggi kanker payudara ada pada perempuan berumur lebih dari 70 tahun. 

2. Hamil di atas usia 30 tahun

Perempuan yang hamil saat usianya lebih dari 30 tahun lebih berisiko terkena kanker payudara dibanding yang umurnya lebih muda. Penyebabnya adalah adanya mutasi genetik seiring dengan bertambahnya usia.

3. Paparan estrogen dan progesteron

Perempuan yang mendapat menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun dan mengalami menopause di atas usia 55 tahun didapat lebih berisiko mengidap kanker payudara. Sebab, ada paparan estrogen dan progesteron dalam waktu lama.

4. Menjalani terapi hormon

Risiko kanker payudara lebih tinggi pada perempuan yang menjalani terapi hormon saat memasuki masa menopause. Terapi ini dilakukan untuk memulihkan hormon seksual perempuan. Risiko meningkat jika terapi berjalan selama lebih dari 5 tahun.

5. Ada riwayat kanker payudara pada keluarga

Adanya keluarga yang pernah mengalami kanker payudara berarti risiko terkena kanker payudara lebih tinggi ketimbang yang tidak ada riwayat tersebut. 

 

(Foto : pixabay)

YesDok Ads