Mengenal Diet Intermittent Fasting, Manfaat dan Efek Sampingnya

December 09, 2022 | Helmi

diet intermittent fasting

Diet intermittent fasting adalah salah satu jenis diet yang mana Anda tidak makan untuk jangka waktu tertentu setiap hari atau minggu. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa semacam ini sama efektifnya dengan diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan. Memulai diet ini memang masuk akal, karena mengurangi jumlah kalori yang Anda makan akan membantu menurunkan berat badan.

Prosedur Melakukan Intermittent Fasting

Ada beberapa cara berbeda untuk melakukan intermittent fasting, tetapi semuanya didasarkan pada pemilihan waktu makan dan puasa yang teratur. Misalnya, Anda mungkin mencoba makan hanya selama delapan jam setiap hari dan berpuasa untuk sisanya. Atau Anda mungkin memilih untuk makan hanya satu kali sehari dua hari seminggu. Ada banyak jadwal puasa intermiten yang berbeda.

Menurut penelitian, setelah berjam-jam tanpa makanan, tubuh menghabiskan simpanan gulanya dan mulai membakar lemak. Dia menyebut ini sebagai pergantian metabolisme.

Intermittent fasting bekerja dengan memperpanjang periode ketika tubuh Anda telah membakar kalori yang dikonsumsi selama makan terakhir Anda dan mulai membakar lemak.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum memulai intermittent fasting. Anda dapat memilih pendekatan harian, yang membatasi makan harian menjadi satu periode enam hingga delapan jam setiap hari. 

Misalnya, Anda dapat memilih untuk mencoba puasa 16/8: makan selama delapan jam dan puasa selama 16 jam. Pola ini cocok untuk pemula dan bisa dilakukan dalam jangka panjang.

Pendekatan lainnya, yang dikenal sebagai pendekatan 5:2, melibatkan makan secara teratur lima hari seminggu. Selama dua hari lainnya, Anda membatasi diri pada satu kali makan 500-600 kalori. Contohnya adalah jika Anda memilih untuk makan secara normal setiap hari dalam seminggu kecuali hari Senin dan Kamis, yang merupakan hari makan satu kali Anda.

Periode tanpa makanan yang lebih lama, seperti periode puasa 24, 36, 48 dan 72 jam, belum tentu lebih baik untuk Anda dan mungkin berbahaya. Terlalu lama tidak makan sebenarnya bisa mendorong tubuh Anda untuk mulai menyimpan lebih banyak lemak sebagai respons terhadap kelaparan.

YesDok Ads

Penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan waktu dua hingga empat minggu sebelum tubuh terbiasa dengan puasa intermiten. Anda mungkin merasa lapar atau rewel saat terbiasa dengan rutinitas baru. 

Tapi, menurut peneliti, subjek penelitian yang berhasil melewati masa penyesuaian cenderung bertahan dengan rencana tersebut, karena mereka menyadari bahwa mereka merasa lebih baik.

Manfaat Intermittent Fasting

Bisakah diet intermittent fasting meningkatkan kesehatan Anda? Menurunkan berat badan dan aktif secara fisik membantu menurunkan risiko penyakit terkait obesitas, seperti diabetes, sleep apnea, dan beberapa jenis kanker. Untuk penyakit ini, puasa intermiten tampaknya sama bermanfaatnya dengan jenis diet lain yang mengurangi kalori secara keseluruhan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet intermitent fasting mungkin lebih bermanfaat daripada diet lain untuk mengurangi peradangan dan memperbaiki kondisi yang terkait dengan peradangan.

Efek Samping Intermittent Fasting

Penting untuk dicatat bahwa puasa intermiten dapat memiliki efek samping yang tidak menyenangkan, tetapi biasanya akan hilang dalam waktu satu bulan. Efek samping mungkin termasuk:

  • Kelaparan
  • Kelelahan
  • Insomnia
  • Mual
  • Sakit kepala

Intermittent fasting aman bagi banyak orang, tetapi tidak untuk semua orang. Melewatkan makan mungkin bukan cara terbaik untuk mengatur berat badan jika Anda sedang hamil atau menyusui. 

Jika Anda memiliki batu ginjal, gastroesophageal reflux, diabetes atau masalah medis lainnya, bicarakan dengan dokter Anda sebelum memulai intermittent fasting.

YesDok menyediakan dokter profesional yang memungkinkan Anda berkonsultasi dari mana saja dan kapan saja. Konsultasi keluhan mengenai masalah kesehatan Anda dengan dokter spesialis di aplikasi YesDok.

YesDok Ads