Mengenal Apraksi dan Cara Perawatannya

November 28, 2019 | Kaifia

Apraksi atau apraksia (Apraxia) merupakan suatu efek penyakit neurologis yang membuat seseorang sulit melakukan gerakan dalam aktivitas sehari-hari.

Misalnya, seseorang yang mengidap penyakit Apraksi mungkin tidak dapat mengikat tali sepatu mereka atau mengancingkan kemeja. Orang dengan apraksi juga merasa sulit untuk berbicara dan mengekspresikan diri melalui pidato.

Penyebab 

Apraksi terjadi ketika daerah tertentu dari belahan otak di otak tidak bekerja dengan baik.

Disfungsi ini dapat terjadi jika lesi di otak terbentuk melintasi jalur saraf yang menyimpan ingatan akan gerakan yang dipelajari. Seseorang dengan apraksia mungkin tidak dapat mengakses informasi ini.

Apreksi bisa terjadi dikarenakan cedera otak atau penyakit tertentu yang berdampak pada otak, seperti:

  • Stroke

  • Cedera kepala (trauma kepala)

  • Demensia

  • Tumor

  • Degenerasi ganglionik kortikobasal

Orang dewasa lebih umum terkena apraksi karena tingginya insiden penyakit neurologis, seperti stroke dan demensia. Jika seseorang mengalami apraksi karena pembengkakan akibat stroke, gejala tersebut mungkin membaik dalam beberapa minggu.

Gejala

Gejala umum pada apraksi adalah ketidakmampuan untuk melakukan gerakan sederhana, meskipun seseorang dengan apraksia telah sepenuhnya menggunakan tubuh mereka dan mengerti perintah untuk bergerak.

Orang dengan apraksia mungkin merasa sulit mengendalikan atau mengoordinasikan gerakan. Pengidap juga mungkin memiliki kerusakan otak yang menyebabkan afasia, gangguan bahasa yang mengurangi kemampuan untuk memahami atau menggunakan kata-kata dengan benar.

Mendiagnosa apraksi

YesDok Ads

Untuk mendiagnosa penyakit ini, dokter akan melihat riwayat medis lengkap seseorang dan memperrtimbangkan semua gejalanya untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya. Dokter mungkin juga mencari gejala lain dengan kondisi yang sama, seperti kelemahan motorik, aphasia, atau dyspraxia.

Dokter dapat melakukan berbagai tes untuk menilai:

  • Komunikasi verbal dan nonverbal.

  • Bagaimana orang berpartisipasi dan berfungsi dalam kegiatan tertentu.

  • Koordinasi.

  • Kemampuan mendengar dan mendengarkan.

Perawatan

Jika seseorang memiliki apraksi disebabkan oleh karena kondisi kesehatan yang mendasarinya, mereka akan menerima perawatan untuk kondisi yang menyebabkan apraksia.

Terapi fisik dan pekerjaan dapat membantu memperbaiki gejala. Terapi-terapi ini mungkin termasuk:

  • Mengembangkan suara melalui pengulangan dan berlatih gerakan yang menyertainya.

  • Melakukan ritme ucapan menggunakan metronom atau mengklik jari.

  • Belajar menggunakan pena dan kertas atau komputer untuk mengekspresikan diri.

Orang dewasa atau anak-anak yang memiliki apreksi perlu mengendalikan gangguan sepanjang hidup mereka.

Program pendidikan khusus dan terapi fisik, bicara, dan okupasi semua dapat membantu orang belajar hidup lebih mudah dengan apraksia.

Orang dengan bentuk apraksia parah mungkin tidak dapat hidup mandiri dan mungkin memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan tugas sehari-hari.

(Foto: cecoursereview.com)

YesDok Ads