Dairy milk mengandung protein esensial dan asam amino, tetapi juga mengandung lemak jenuh. Dairy milk merupakan susu yang dihasilkan dari hewan, seperti susu sapi, susu kambing dan lain sebagainya.

Sebuah studi yang baru diterbitkan dari University of Reading di Inggris menyimpulkan bahwa orang yang mengonsumsi susu memiliki kadar kedua jenis kolesterol yang lebih rendah dan risiko penyakit jantung koroner yang lebih rendah dibandingkan orang yang tidak minum susu.

Meskipun demikian, orang yang minum susu memiliki indeks massa tubuh lebih tinggi dan lebih banyak lemak tubuh. Ini biasanya dianggap sebagai faktor risiko untuk masalah kardiovaskular.

Studi tersebut merupakan kolaborasi yang melibatkan peneliti dari University of Reading, University of South Australia di Adelaide, Southern Australian Health and Medical Research Institute, juga di Adelaide, University College London di Inggris, dan University of Auckland di Selandia Baru.

Para peneliti menyarankan empat kesimpulan dalam penelitian ini:

Kalsium dan laktosa dalam susu dapat meningkatkan penyerapan kalsium, yang menurunkan kadar kolesterol.

Orang yang minum susu mungkin mengonsumsi lebih sedikit lemak daripada orang yang tidak minum susu, kategori yang mencakup orang yang tidak toleran laktosa yang dapat mengonsumsi keju dan mentega berlemak lebih tinggi.

Kalsium dalam susu dapat meningkatkan ekskresi asam empedu. Asam ini berasal dari kolesterol di hati, jadi jika ekskresi meningkat, konsentrasi kolesterol pada akhirnya bisa turun.

Fermentasi mikroba usus dari karbohidrat yang tidak dapat dicerna dapat mengubah dan menurunkan sintesis kolesterol.

Studi tersebut juga menemukan bahwa orang yang minum susu memiliki risiko 14% lebih rendah terkena penyakit jantung koroner.

Dalam data dari Biobank Inggris, orang yang minum susu memiliki risiko 11% lebih rendah terkena diabetes tipe 2, meskipun para peneliti tidak yakin akan hubungan yang sebenarnya antara perilaku ini dan mengembangkan diabetes atau gejalanya.