Malas Gerak Jadi Faktor Risiko Penyakit Jantung

December 17, 2022 | Iman

malas gerak

Mager atau malas gerak (sedentary lifestyle) didefinisikan sebagai setiap perilaku bangun yang ditandai dengan pengeluaran energi 1,5 METS, seperti duduk atau berbaring. Evidence terbaru menunjukkan bahwa malas gerak terus menerus (seperti duduk untuk waktu yang lama) terkait dengan metabolisme glukosa yang abnormal dan morbiditas kardio-metabolik, serta kematian secara keseluruhan.

Mengurangi sedentary lifestyle melalui promosi aktivitas fisik misalnya (berdiri, menaiki tangga, dan jalan-jalan pendek) dapat mendukung seseorang untuk secara bertahap meningkatkan tingkat aktivitas fisik untuk mencapai tingkat yang direkomendasikan untuk kesehatan yang optimal.

Apa itu aktivitas fisik?

YesDok Ads

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang membutuhkan pengeluaran energi. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dengan berjalan kaki, bersepeda, olahraga, dan bentuk rekreasi aktif (misalnya : menari, yoga, tai chi, dan latihan beban) adalah jenis latihan fisik yang umum. Aktivitas fisik juga dapat dilakukan sebagai bagian dari pekerjaan (misalnya mengangkat, membawa, atau aktivitas aktif lainnya) dan sebagai bagian dari tugas rumah tangga.

Selanjutnya, apa hubungan malas gerak dan penyakit jantung?

  1. Malas gerak berkaitan erat dengan penurunan metabolisme lemak darah, yang menghasilkan peningkatan LDL (kolesterol jahat) penurunan HDL (kolesterol baik), sehingga penumpukan lemak darah ke dinding pembuluh darah semakin masif. Hasilnya dalam jangka panjang adalah aterosklerosis sebagai faktor risiko serangan jantung.
  2. Malas gerak menurunkan jumlah pengeluaran energy (kalori) sehingga penumpukan lemak akan meningkatkan berat badan. Berat badan yang berlebih sampai obesitas akan memperberat kerja jantung. Ibaratnya mesin 1500 cc Toyota Yaris dipaksa menarik beban Toyota Fortuner, tentu akan lebih mudah lelah dan ngos-ngosan.
  3. Malas gerak akan menurunkan fungsi otot gerak (ekstremitas). Di level seluler, akan terjadi disfungsi mitokondria (sumber energi sel) dan terjadi atrofi otot. Otot yang mengecil tidak mampu menerima kelebihan glukosa yang dikonsumsi sehingga akan menyebabkan resistensi insulin. Resistensi insulin ini faktor risiko penyakit diabetes dan penyakit jantung.
  4. Risiko penyakit jantung dari malas gerak hampir setara dengan hipertensi, merokok, dan diabetes mellitus.

Konsultasi keluhan mengenai masalah kesehatan Anda dengan dokter spesialis di aplikasi YesDok.

YesDok Ads