Diet
+1

Makanan yang Harus Dihindari Bagi Penderita Jantung

January 27, 2020 | Kaifia

Minum soda.

Bagi mereka yang menderita penyakit jantung, memperbaiki pola makan sangatlah penting. Selain mengubah gaya hidup, orang dengan penyakit jantung dapat mengurangi efek dari penyempitan saluran darah serta komplikasi jantung lainnya, dengan menghindari berbagai makanan yang dapat membahayakan kondisi jantung.

Anda dapat memperbaiki kesehatan orang tersayang, bahkan diri sendiri dengan mengurangi kolesterol buruk (LDL), menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah, serta mengurangi berat badan. Orang yang terindikasi menderita penyakit jantung, kemungkinan besar disebabkan oleh kebiasaan pola makan yang buruk yang telah lama dijalankan, sehingga memperbaiki pola makan seseorang kadang tampak cukup sulit.

Langkah awal terbaik untuk memperbaiki pola makan adalah menaksir kembali makanan yang membahayakan kondisi jantung, dan sebisa mungkin menghilangkannya dari menu sehari-hari makanan berikut.

Daging Olahan

Daging olahan seperti, sosis, nugget, daging asap, kornet, salami, dan sejenisnya diawetkan menggunakan garam, nitrat, dan bahan pengawet lainnya. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa daging yang telah diawetkan punya pengaruh sangat buruk terhadap jantung. Mengapa? Karena kadar garam serta pengawet yang tinggi telah terbukti meningkatkan bahaya jantung koroner.

Karbohidrat Olahan

Jenis makanan yang masuk kategori ini, antara lain,roti putih, biskuit, sereal sarapan, gula, permen, dan mi instan. Berbagai proses pengolahan yang dilakukan pada makanan tersebut mengurangi gizi yang ditawarkan, seperti serat, mineral, fitokimia dan lemak sehat. Dalam proses pengolahan gandum menjadi produk akhir, sering ditambahkan bahan-bahan tidak sehat, seperti trans-fat, sodium, dan gula atau fruktosa. Fruktosa adalah bahan dasar yang sering dipakai untuk makanan rendah gula.

Selain pengaruh zat kimia tambahan yang dapat membahayakan kesehatan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa fruktosa tidak diolah tubuh seperti gula pada umumnya dan menyebabkan penumpukan lemak di hati. Konsumsi fruktosa yang tinggi juga dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol LDL, trigliserida (lemak darah), serta apoliprotein yang menyebabkan penyumbatan arteri jantung.

Minuman Bersoda dan Manis

Banyak orang tidak menyadari bahwa kalori yang mereka konsumsi sebagian besar berasal dari minumannya. Penyebabnya, tingkat konsumsi minuman dengan kandungan gula tinggi, seperti soda, sirop, minuman instan, jus dalam kemasan, dan minuman berenergi, serta sejenisnya, yang terus meningkat. Soda dengan keterangan “diet” mungkin rendah gula maupun kalori, namun tidak memiliki kandungan gizi dan mengandung banyak zat tambahan.

Pengaruh buruk dari minuman dengan kandungan gula tinggi hampir sama dengan karbohidrat olahan. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa cara tubuh kita mengolah kalori yang dikonsumsi melalui minuman berbeda dengan kalori yang dimakan. Jadi apabila Anda mengonsumsi minuman bersoda sambil makan, kemungkinan besar kalori dari minuman tersebut sama dengan yang ada di piring. Selain itu, minuman dengan kandungan gula tinggi juga dapat menambah bobot tubuh.

Fast Food

Fast food menggabungkan semua keburukan yang terdapat pada makanan yang kita sebut di atas. Kandungan sodium (garam) yang tinggi, tinggi akan trans-fat, gula yang melimpah, rendah serat, maupun gizi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa fast food justru lebih membahayakan tubuh daripada manfaat yang ditawarkan.

Fast food juga dapat merusak pencernaan, hati, maupun ginjal. Porsi makanan besar memaksa tubuh kita untuk bekerja lebih keras demi mengolahnya menjadi energi, serta nilai gizinya yang rendah menguras tenaga, sehingga kita cepat merasa lelah setelah makan.

Dengan menyatukan semua makanan buruk yang disebut di atas dan mengonsumsi sebuah paket fast food, sama saja mengundang serangan jantung yang mematikan. Untuk membakar semua kalori yang terdapat dalam sebuah paket fast food, Anda perlu menjalani maraton 10 kilometer dua kali sehari.

(Foto: health.harvard.edu)

YesDok Ads