Peneliti dari Universitas Oxford menemukan bahwa madu dapat membantu meredakan gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA) lebih baik daripada beberapa obat flu dan antibiotik, terutama karena sebagian besar infeksi ini adalah virus, sesuatu yang tidak dapat diobati oleh antibiotik.

Pilek dapat memengaruhi sinus, hidung, laring, dan faring dapat membuat Anda merasa lelah, dengan gejala seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan batuk. Untuk melewati hari atau tidur sepanjang malam, beberapa orang meminta antibiotik dari dokter mereka, dan 81% orang di Amerika Serikat menggunakan obat flu dan alergi yang dijual bebas.

Antibiotik yang diminta oleh beberapa pasien, tidak berguna dalam mengobati infeksi virus seperti pilek. Mereka tidak akan mengurangi gejala dan menggunakannya dalam situasi ini dapat menyebabkan resistensi antibiotik.

Para peneliti Oxford mengamati 14 studi yang membandingkan penggunaan madu dengan antibiotik seperti antihistamin, penekan batuk, ekspektoran (produk yang membantu membersihkan lendir); dan placebo.

Setelah membandingkan studi dan temuan mereka, para peneliti menentukan bahwa madu memang membantu meredakan gejala lebih baik daripada produk antibiotik dan dalam 2 studi, orang yang menggunakan madu memiliki gejala dua hari lebih sedikit daripada yang lain.  

"Madu lebih efektif dan tidak terlalu berbahaya dibandingkan perawatan alternatif biasa dan menghindari kerusakan melalui resistensi antimikroba," tulis penulis penelitian.

Meskipun demikian, ada kalanya orang tua tidak boleh memberikan madu kepada anak-anaknya. Bayi di bawah usia 1 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi madu karena berisiko terkena botulisme pada bayi.

Anak yang lebih besar biasanya dapat mengonsumsi madu dengan aman karena sistem pencernaannya telah matang. Jika ragu, bicarakan dengan dokter Anda atau bisa langsung mengkonsultasikannya dengan dokter-dokter profesional yang tersedia di YesDok.

(Foto: freepik)