Ketahui Depresi Lebih Dini dengan Kecerdasan Buatan

March 19, 2019 | Helmi

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia menderita depresi. Bahkan 60% diantaranya merupakan orang dewasa dengan penyakit mental dan tidak mendapatkan layanan kesehatan mental apapun.

Faktor yang menghalangi seorang penderita depresi untuk mendapatkan perawatan biasanya adalah: stigma sosial, biaya, hingga sulitnya mendapatkan akses ke layanan tersebut. Salah satu kunci pengobatan yang efektif untuk depresi adalah diagnosis akurat yang dilakukan sejak dini.

Nah, guna melakukan diagnosis yang cepat dan akurat, para peneliti di Stanford University menerbitka sebuah makalah yang menggambarkan sebuah sistem untuk mendeteksi gelaja depresi. Gejala ini nantinya dapat dibaca melalui analisis bahasa lisan dan pengenalan wajah.

Mereka mengandalkan sejumlah mesin pembelajaran yang juga dilengkapi dengan atificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan. Data-data dan wawancara pasien akan disimpan di sistem komputer.

YesDok Ads

Dibandingkan dengan metode Patient Health Questionnaire (PHQ) yang banyak digunakan, sistem AI ini mengelola kesalahan rata-rata hanya 15% saja. Teknologi ini meraij 83,3% sensivitas dan 82,6% spesifitas, yang tentunya akan membuatnya menjadi alat yang sangat berguna untuk setidaknya melakukan skrining pasien.

Tujuan para peneliti ini nantinya adalah membuat sistem ini tersedia untuk penggunaan dengan smartphone, dengan kemampuan ponsel untuk merekam audio dan video. Wawancara yang dikelola komputer dapat memberikan data yang akan dianalisis ponsel pintar dan laporan diteruskan ke penyedia layanan kesehatan.

Penerapan teknologi ini tentunya dapat sangat mengurangi biaya dan kecemasan terkait dengan pemeriksaan kesehatan mental. Tentunya diharapkan dapat segera tersedia secara luas, untuk membantu mereka yang membutuhkan.

YesDok Ads

Tag Terkait