Kenali Ragam Alergi Pada Si Kecil

May 14, 2019 | Dina

Bayi memang rentan terkena alergi karena kulitnya sangat sensitif dan daya tahan tubuhnya masih lemah. Cara terbaik mengatasi alergi adalah dengan mengetahui penyebabnya. Dengan mengetahui penyebabnya, kita dapat menghindarkan bayi dari paparan zat pemicu alergi (alergen), sehingga reaksi alergi tidak muncul.

Jika makanan yang mungkin menjadi penyebabnya, maka tundalah memberi makanan yang berpotensi menyebabkan alergi kepada bayi, terutama kacang-kacangan. Pendapat dokter patut dijadikan acuan jika Anda memang ragu akan pemberian makanan yang bisa menyebabkan alergi.

Selain itu, udara, atau pun bahan kimia yang kontak dengan kulit bayi juga bisa menjadi penyebabnya. Tanda alergi yang paling mudah terlihat adalah jika muncul di kulit, misalnya ruam atau gatal. Beberapa tipe alergi yang umum dialami bayi, di antaranya:

Eksim

Eksim adalah masalah kulit yang paling umum dialami bayi. Ada berbagai tipe eksim, namun eksim atopik adalah yang paling sering. Ruam karena eksim terdiri dari benjolan merah kecil yang terkadang tampak seperti gejala kulit kering. Ada bayi yang memang lebih rentan terkena eksim, biasanya karena faktor genetik dan juga lingkungan.

Pemicu eksim yang paling umum adalah kain yang menimbulkan iritasi, sabun dan panas. Ruam karena eksim terlihat sedikit berbeda pada bayi yang sudah cukup besar. Menurut National Eczema Association, ruam eksim pada bayi di bawah enam bulan cenderung terdapat pada bagian kulit kepala, wajah dan dahi. Sementara pada bayi berusia antara enam bulan hingga satu tahun, ruam seringkali muncul pada lutut dan siku.

Hive

Ketika tubuh alergi terhadap suatu zat, ia melepaskan zat kimia yang disebut histamin yang dapat menyebabkan perkembangan gatal-gatal dan gejala alergi lainnya. Sarang gatal, timbul bercak di kulit, mereka dapat berkisar dalam ukuran dan bentuk tetapi biasanya merah muda atau merah dengan batas merah tipis. Hive dapat berkembang di mana saja pada tubuh dan sering muncul dalam kelompok.

Papular Urticaria 

Papular urticaria sering disebut reaksi alergi karena gigitan serangga yang memicu timbulnya benjolan ruam. Serangga yang dimaksud beragam, mulai dari nyamuk, tungau, kutu kasur, dan lainnya. Alergi ini biasa dialami anak usia dua hingga enam tahun.

YesDok Ads

Meski begitu, alergi ini bisa juga dialami oleh bayi di bawah usia tersebut. Urtikaria papular menyerupai kelompok kecil benjolan merah atau gigitan serangga. Beberapa benjolan mungkin berisi cairan. Urtikaria papular dapat bertahan selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu.

Bintik-bintik Merah

Ketika alergi terhadap substansi tertentu, tubuh akan melepaskan senyawa kimia histamin yang bisa memicu munculnya bintik-bintik merah dan gejala alergi lainnya. Bintik merah bisa menimbulkan rasa gatal yang membekas pada kulit. Ukuran dan bentuknya beragam, namun biasanya berwarna merah muda atau merah. Bintik merah bisa muncul di bagian tubuh manapun dan biasanya berkelompok.

Alergi makanan

Ini merupakan jenis alergi yang paling umum. Gejalanya bisa berupa bintik merah, gatal, batuk, muntah, diare, hingga buang air besar berdarah. Terkadang, hal ini bahkan terjadi sebelum bayi memakan makanan tersebut atau berasal dari ASI.

Beberapa makanan yang sering menjadi sumber alergi bayi, di antaranya susu dan produk-produknya, kacang-kacangan, kerang, dan lainnya. Ketika bayi nulai mengkonsumsi makanan pendamping ASI, saat itu pula lah alergi terhadap makanan tertentu mulai muncul.

Faktor obat-obatan atau bahan kimia

Gejala alergi pada obat bisa sangat bervariasi, dan terbagi menjadi dua yaitu gejala ringan sampai berat. Gejala ringan yang akan muncul bisa berupa ruam, biduran, gatal pada kulit atau demam. Gejala yang timbul biasanya akan mucul setelah beberapa jam pemberian obat dan hilang setelah obat dihentikan dalam kurun waktu sekitar 2 hari. Lalu ada bahan kimia tertentu yang bisa menjadi penyebab alergi, seperti detergen yang bisa menyebabkan alergi pada bayi juga.

(Foto: Istock)

YesDok Ads