Kapan Harus Berhenti Ketergantungan Antibiotik

May 12, 2019 | Iman

Danau Maureen adalah seorang guru pendidikan, ia mengalami lima infeksi saluran kemih. Suatu ketika ia berobat ke dokter dan diberi resep dengan antibiotik. Mulanya resep tersebut mampu menyembuhkan, namun gejalanya memberikan efek diare yang mengerikan hingga membuatnya lelah.


Beberapa tahun berselang ia berganti dokter. Dokter tersebut pun memberi saya resep yang sama, tetapi meminta saya untuk membatasi meminum antibiotik dalam pengobatannya. Ia juga menyarankan untuk minum delapan hingga 10 gelas air setiap hari dan menambah vitamin C. Setelah beberapa waktu berjalan, dirinya merasa terkejut dan lebih baik. Dokter tersebut berasumsi bahwa resep dengan antibiotik selama ini sia-sia yang membuatnya menderita diare berkepanjangan.

 
Dilansir dari laman Prevention, 16 persen pasien yang berada di UGD disebabkan dari reaksi merugikan antibiotik. Studi ini juga telah dipublis tahun 2016 dalam Journal of the American Medical Association. “Antibiotik dapat menyebabkan ruam, infeksi jamur, dan diare yang mengancam jiwa karena disebabkan oleh Clostridioides difficile (C. diff), yaitu bakteri jahat yang dapat berkembang di usus Anda ketika Anda membunuh bakteri baik dengan antibiotik,” kata seorang profesor kedokteran di Northwestern Fakultas Kedokteran Universitas Feinberg, Jeffrey Linder, MD.

 
Karena kekhawatiran tentang resistensi antibiotik terus meningkat, ada gerakan yang berkembang untuk menggunakan pendekatan awal untuk sejumlah penyakit umum. Infeksi umum yang diresepkan antibiotik sering disebabkan oleh virus. Linder beranggapan bahwa tubuh kita mampu melawan infeksi sederhana tanpa antibiotik.

YesDok Ads


Jadi bagaimana seharusnya mengharapkan resep dokter untuk setiap penyakit? Sebab umumnya pasien cenderung ingin cepat dan instan dalam pengobatan. Pada akhirnya dokter terkadang sulit membedakan antara penyakit virus dan bakteri berdasarkan gejala, sehingga keliru memberi resep apa yang mereka inginkan dan harapkan.


Kepala petugas medis di Los Angeles, Brad Spellberg, MD mengatakan, "Untuk penyakit ringan perawatan terbaik cukup dengan mengawasi gejala Anda untuk memastikan tidak menjadi lebih buruk. Tidak perlu berharap selalu mendapat antibiotik, tubuh Anda akan bekerja sendiri untuk jadi lebih baik."


"Bukan berarti Anda mengabaikan sebuah gejala, tunggu dan lakukan dengan pengawasan dokter. Jika dokter menawarkan antibiotik tanyakan apakah masih bisa ditunggu atau itu satu-satunya cara kerja," Spellberg menambahkan. 

(foto: discovermagazine)

YesDok Ads