Berhubungan intim bukan hanya untuk memuaskan hasrat seks diri sendiri, tetapi juga dapat memberikan kenikmatan pada pasangan. Namun terkadang kepuasan dan kenikmatan hubungan seksual dinilai dari durasi saja.

Itu mengapa tidak sedikit pria yang memilih mengonsumsi obat kuat demi tahan lama “main” diranjang.  Obat kuat yang yang beredar dan diperjualbelikan adalah Viagra. Cara kerja Viagra ini dengan meningkatkan aliran darah ke penis sehingga ereksi terjadi dalam waktu yang lama. Padahal mengonsumsi obat kuat berisiko tinggi hingga menyebabkan kematian.

Sementara efek samping ringan yang ditimbulkan dari obat kuat adalah perubahan penglihatan, sakit kepala, sakit punggung, dan hidung tersumbat. Selain itu, obat kuat bisa menyebabkan munculnya ereksi yang berkepanjangan jika dikonsumsi terus menerus dan tidak sesuai anjuran. Ereksi yang berkepanjangan hingga lebih dari empat jam disebut priapismus. Fatalnya lagi, ereksi tersebut muncul tanpa rangsangan seksual.

Selain itu, efek samping obat kuat juga bisa memicu nyeri dan sakit otot pada tubuh. Dari beberapa kasus yang terjadi, nyeri ini biasanya timbul di bagian punggung. Tekanan darah pun menjadi tidak stabil, dimana obat kuat dapat menyebabkan penurunan tekanan darah. Serta memicu reaksi alergi karena obat kuat bekerja seperti obat lainnya.

Reaksi alergi yang muncul seperti ruam kulit, gatal dan kulit kemerahan. Reaksi alergi lainnya akibat obat kuat berupa pembengkakan kelopak mata, tangan, kaki, lidah hingga saluran pernapasan meski jarang terajdi. Melihat efek sampingnya yang berbahaya bagi kesehatan, hal tersebut membuat obat kuat tidak dianjurkan dikonsumsi sembarangan tanpa resep.

Terlebih tidak semua pria diperbolehkan mengonsumsi obat kuat. Pria yang dilarang keras mengonsumsi obat kuat untuk meningkatkan gairah seksual adalah pria berusia 40 tahun ke atas yang mengonsumsi obat jantung terutama pria yang mengidap penyakit jantung dan memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi.

(Foto: insider)