Jangan Salah Kaprah! Thermal Gun Tidak Merusak Otak

July 23, 2020 | Helmi

thermal gun

Baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan informasi yang menyatakan bahwa thermal gun dapat merusak otak. Sayangnya, tidak sedikit masyarakat yang percaya dengan informasi tersebut.

Untuk meluruskan informasi tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dr. Achmad Yurianto memberikan penjelasan. Menurutnya, perangkat thermal gun tidak akan memengaruhi otak.

Secara ilmiah, kata dr. Achmad, berbagai ahli mengatakan bahwa informasi thermal gun dapat merusak otak tidak benar. Thermal gun hanya mengukur suhu tubuh dengan paparan sinar infra merah.

''Tidak menggunakan sinar laser, radioaktif semacam X-ray, hanya (menggunakan) infra red. Berbagai informasi mengatakan thermal gun merusak otak ini adalah statement yang salah,'' katanya di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (20/7).

Ia menekankan masyarakat jangan terpengaruh bahwa thermal gun berisi pancaran radioaktif yang dapat merusak struktur otak manusia.

''Mari kita sikapi dengan baik, ini akan membuat masyarakat panik jika tidak dibenarkan. Oleh karena itu inilah yang harus kita jelaskan dan masyarakat agar memakluminya,'' ucap dr. Achmad.

YesDok Ads

Lebih lanjut ia memamaparkan, sebaran kasus terbanyak ada di DKI Jakarta 361 kasus baru 15 sembuh, Jawa Tengah 354 kasus baru 300 sembuh, Jawa Timur 237 kasus baru 375 sembuh, Sulawesi Selatan 125 kasus baru 278 sembuh, Gorontalo 105 kasus baru dan tidak ada pasien sembuh, Sulawesi Utara 64 kasus baru 39 sembuh, dan Jawa Barat 60 kasus baru 93 sembuh.

''Ada 6 provinsi yang hari ini melaporkan kasus di bawah 10 dan ada 7 provinsi yang tidak ada penambahan kasus, antara lain Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Lampung,'' kata dr. Achmad.

Penambahan pasien sembuh per tanggal 20 Juli 2020 bertambah 1.578 total 46.997 orang. Terdapat 98 orang meninggal total 4.239. Adapun kasus suspek terdata 36.389 orang dan sudah mencapai 467 kabupaten/kota terdampak COVID-19 di 34 provinsi.

Gambaran penambahan kasus ini adalah gambaran dari aktivitas produktif yang semakin tinggi, namun tidak masih banyak masyarakat belum mematuhi protokol kesehatan, tidak menjaga jarak, tidak menggunakan masker dengan baik dan benar, serta cuci tangan pake sabun.

''Tempat kerja, kantor, industri atau pabrik kami mohon untuk betul betul bisa menciptakan suasana kerja yang aman dari COVID-19,'' pungkasnya.

(Foto: south china morning post)

YesDok Ads