Ini Penyebab Seseorang Mengalami Kejang

December 10, 2019 | Claudia

Kita baru saja dikejutkan dengan berita kematian dari rapper asal Negeri Paman Sam, Juice Wrld (21). Diketahui dari kabar yang sudah beredar, Juice Wrld menderita kejang-kejang, yang diduga akibat gagal jantung sebelum meninggal.

Kejang adalah istilah umum yang digunakan orang untuk menggambarkan kontraksi otot yang tidak terkendali. Kejang terjadi ketika otot-otot seseorang berkontraksi secara tak terkendali, dan ini bisa terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit.

Kejang dapat terjadi pada bagian tertentu dari tubuh seseorang atau dapat memengaruhi seluruh tubuh mereka. Seperti yang dilansir dari Medical News Today, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan seseorang mengalami kejang, yakni:

Epilepsi

Kejang adalah salah satu gejala umum dari epilepsi. Epilepsi adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami kejang-kejang akibat gangguan listrik di otak. Ada banyak jenis kejang, yang masing-masing memiliki gejala yang berbeda. Jenis yang paling umum disebut kejang tonik-klonik. 

Gejalanya terbagi menjadi dua tahap, tahap klonik ketika seseorang kehilangan kesadaran, dan tubuh menjadi kaku hingga terjatuh ke lantai, sementara tahap klonik ditandai dengan anggota tubuh yang menyentak-nyentak, lidah tergigit, hingga sulit bernapas.

Kejang tonik-klonik biasanya berlangsung selama beberapa menit. Ketika kejang berhenti, ini akan membuat seseorang merasa pusing, bingung, lelah, dan sulit mengingat apa yang terjadi.

Kejang demam

Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), kejang demam dapat menyerang anak-anak antara usia 6 bulan hingga 5 tahun yang sedang mengalami demam. Kejang demam menyebabkan kejang yang biasanya berlangsung hingga 5 menit.

Mayoritas kejang demam tidak memiliki dampak negatif yang berlangsung lama pada anak. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. Namun, jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit, atau jika anak tidak cepat pulih, segera panggil ambulans dan periksakan kondisi anak ke dokter.

YesDok Ads

Kejang non-epilepsi

Menurut NINDS, kejang non-epilepsi adalah kejang yang tampak seperti epilepsi tetapi bukan terjadi karena gangguan listrik di otak seseorang. Banyak dokter percaya, jika kejang non-epilepsi merupakan salah satu bentuk penyakit "psikogenik". Ini merupakan penyakit yang terjadi karena tekanan mental atau emosional. Terapi psikologis sering direkomendasikan untuk mengatasi kondisi kejang non-epilepsi. Perawatan ini diharap dapat membantu seseorang mengelola stres yang menyebabkan kejang.

Reaksi pengobatan

Dalam kasus yang jarang terjadi, obat-obatan tertentu dapat menyebabkan kejang. Cari tahu lebih lanjut obat apa saja yang bisa memiliki efek samping kejang, sebelum mengonsumsinya. Terlebih jika Anda memiliki riwayat epilepsi, Anda harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi obat.

Migrain

Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa migrain dapat menyebabkan kejang. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membantu menentukan apa sebenarnya yang membuat seseorang dengan migrain juga bisa mengalami kejang.

Apa yang harus dilakukan jika seseorang mengalami kejang-kejang?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, jika seseorang mengalami kejang-kejang di sebagian besar tubuhnya, ada berbagai praktik pertolongan pertama yang dapat dilakukan seseorang untuk membantu mereka, yakni:

  • Menempatkan seseorang yang tengah kejang di lantai, sehingga ia tidak jatuh dan melukai dirinya sendiri.
  • Menempatkan seseorang yang tengah kejang dalam posisi miring, untuk lebih memudahkannya dalam bernapas.
  • Menjauhkan segala macam benda keras atau tajam.
  • Meletakkan sesuatu yang lembut di bawah kepala seseorang yang sedang kejang.
  • Melepas kacamatanya.
  • Melonggarkan atau melepas apa pun yang melingkar di leher penderita kejang, seperti dasi atau kalung.
  • Memanggil ambulans jika kejang berlanjut selama lebih dari 5 menit.

(Foto: medicalnewstoday.com)

YesDok Ads