Ini Kenapa Covid-19 Varian Delta Lebih Cepat Menginfeksi

August 16, 2021 | Aqiyu

varian delta

Varian delta dikabarkan dapat menginfeksi hanya dengan berpapasan dalam hitungan detik. Transmisi cepat dari varian delta memang benar adanya. Hasil tracing di Australia pada kasus baru menyebutkan bawah penularan virus tidak lagi butuh waktu hingga 15 menit. Namun dimungkinkan bisa hanya dalam hitungan detik.

Ahli virologi Universitas Griffith, Lara Herrero mengatakan dalam momen transmisi yang terekam dalam CCTV, virus dapat bertahan di udara cukup lama. Sehingga seseorang bisa menghirupnya dan terinfeksi. Transmisi kontak sekilas ini pun telah didukung oleh pernyataan beberapa tokoh. Termasuk Menteri Kesehatan New South Wales Brad Hazzard dan epidemiologi dunia Eric Feigl-Ding.

Sementara, berdasarkan Livescience, Covid-19 varian delta diduga 60 persen lebih menular. Varian delta dapat menyebar 2-3 kali lebih cepat dibandingkan varian virus lainnya. Hal ini karena varian delta memiliki jumlah virus yang lebih tinggi dibandingkan varian lainnya dalam saluran pernapasan seseorang. Dengan rata-rata pasien yang terinfeksi varian ini memiliki sekitar 1.000 kali lebih banyak Salinan virus.

YesDok Ads

Hal senada pun disampaikan oleh penelitian Center for Disease Control and Prevention, dimana varian delta memiliki masa inkubasi yang lebih singkat di tubuh manusia yakni hanya sekitar 3-4 hari. Padahal masa inkubasi virus asli  corona sekitar 5-6 hari. Secara global, varian delta memang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Kabar baiknya, sebagian besar vaksin yang beredar kini  masih dapat bekerja melawan varian baru ini.

Bahkan, Satgas Covid-19 menunjukkan data vaksinasi Covid-19 dapat mengurangi risiko sakit berat dan menurunkan tingkat kematian. DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah tunjukkan tingkat kematian bagi orang yang telah divaksin dan terpapar COVID-19 sangat rendah. Data tersebut juga menunjukkan  vaksinasi memberikan perlindungan nyaris 100% dari risiko kematian. Dengan sudah menerima dosis lengkap, pasien Covid-19 mampu terlindungi risiko dari kematian hingga 73% dibandingkan yang belum mendapatkan vaksin.

(Foto: angellodeco, Shutterstock.com.)

YesDok Ads