Seksualitas
Dewasa
+1

Ini Hormon yang Menyebabkan Seseorang Kecanduan Seks

September 25, 2019 | Helmi

Berpelukan sudah menjadi hal yang biasa bagi pasangan. Namun peneliti menemukan adanya "cuddle hormon" atau hormon pelukan yang mungkin berperan dalam terjadinya hiperseksual atau kecanduan seks pada seseorang.

Para peneliti menemukan bahwa orang-orang dengan kondisi tersebut memiliki perubahan unik di otak mereka yang melibatkan hormon.

Studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Epigenetics, menemukan bahwa oksitosin mungkin juga berkontribusi terhadap komponen adiktif dari gangguan hiperseksual. Kondisi ini menyebabkan kecanduan seks, hasrat seksual yang tidak teratur, keterpaksaan dan impulsif.

Perkiraan menunjukkan bahwa kondisi tersebut memengaruhi 3 persen hingga 6 persen dari populasi orang di Amerika Serikat. Para peneliti mengatakan temuan baru ini dapat memandu pengembangan pengobatan untuk gangguan hiperseksual.

Untuk penelitian ini, tim menganalisis pola DNA dalam sampel darah dari 60 peserta yang didiagnosis mengalami gangguan hiperseksual. Para peneliti juga mengumpulkan sampel dari 33 orang tanpa gangguan dan kelompok yang tergantung alkohol untuk melihat hubungan dengan perilaku kecanduan.

YesDok Ads

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan kelainan hiperseksual memiliki dua daerah DNA yang berubah. MicroRNA-4456 bekerja dengan gen di otak yang terlibat dalam produksi oksitosin. Berkurangnya keberadaan microRNA ini dapat menormalkan kadar oksitosin.

"Penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk menyelidiki peran microRNA-4456 dan oksitosin dalam gangguan hiperseksual," kata Jussi Jokinen, seorang profesor dari Universitas Umeå, "Tetapi hasil kami menunjukkan itu mungkin bermanfaat untuk memeriksa manfaat obat dan psikoterapi untuk mengurangi aktivitas oksitosin. "

Selama beberapa tahun terakhir, telah terjadi perdebatan apakah gangguan hiperseksual harus dianggap sebagai gangguan nyata. Para peneliti mengatakan itu biasa terjadi dengan masalah kesehatan mental lainnya, yang berarti itu mungkin hanya perpanjangan atau manifestasi dari gangguan mental yang ada.

(Foto: Project Bold Life)

YesDok Ads