Seksualitas
Dewasa
+1

Ini Dia Penyebab Mual Usai Bercinta, Jangan Abaikan!

July 20, 2019 | Aqiyu

Usai bercinta, bukan hanya kepuasaan yang akan didapat. Beberapa wanita juga bisa merasakan mual usai bercinta.

Meski hal ini tidak lumrah, namun ada beberapa kasus wanita yang mengalaminya. Menurut dokter kandungan dari Northwestern Medicine's Center for Sezual Medicine and Menopause, seperti yang dikutip dari Popsugar, Lauren Streicher mengatakan bahwa bukanlah hal yang normal merasa mual usai bercinta.

Ada beberapa penyebab yang membuat wanita merasakan mual usia bercinta.

Masalah sistem reproduksi

Jika Anda merasakan mual usai bercinta Anda harus waspadai. Kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh endometriosis dan radang panggul. Kedua masalah sistem reproduksi tersebut dapat memicu berbagai keluhan saat berhubungan seks, termasuk nyeri dan mual.

Penetrasi yang terlalu dalam

Penetrasi yang terlalu dalam bisa membuat pasangan Anda tidak nyaman. Sehingga dpat menimbulkan mual usai berhubungan intim. Hal ini disebabkan oleh saat penetrasi dilakukan terlalu dalam dapat memanipulasi organ panggul seperti rahim dan leher rahim sehingga tubuh merespon mual.

Kista

YesDok Ads

Masalah kesehatan yang bisa dideteksi dari rasa mual yang timbul usai berhubungan seks adalah gangguan organ panggul yang bisa menyerang wanita hingga munculnya kista. Jika Anda usai bercinta selalu merasakan mual yang berlangsung terus-menerus sebaiknya segera periksakan kondisi kesehatan Anda.

Orgasme

Tak cuma bikin nikmat, orgasme yang terlalu dahsyat juga dapat menimbulkan rasa mual hingga nyeri.

Guncangan yang kuat

Sama seperti halnya naik mobil atau kapal laut, jika Anda merasakan guncangan saat berhubungan seks yang terlalu kuat dapat menimbulkan rasa mual.

Gangguan keengganan seksual

Rasa mual yang timbul usai bercinta pun dikaitkan dengan kondisi psikologis yakni gangguan keengganan seksual. Gangguan tersebut bisa muncul dari trauma seksual masa lalu hingga kurangnya edukasi mengenai masalah seksual. Gangguan ini diobati melalui terapi perilaku kognitif atau obat kecemasan. 

(Foto: medical news today)

YesDok Ads