Ini Alasan Kenapa Masker Scuba dan Buff Tak Disarankan

September 26, 2020 | Aqiyu

masker

Virus corona di Indonesia belum juga usai karena angka orang yang terkonfirmasi masih bertambah. Semenjak virus yang menyerang sistem respirasi pernasapan, semua orang yang diwajibkan memakai masker dan rutin mencuci tangan sebagai salah satu cara pencegahan.

Bagi orang yang berativitas di luar pun wajib menggunakan masker kemana pun. Namun baru-baru ini dikabarkan bahwa penggunaan masker berbahan scuba dan buff tidak disarankan untuk menangkal virus. Hal ini disebabkan bahwa masker scuba atau buff tidak efektif menahan droplet atau cipratan air liur. 

selain itu, masker scuba dan buff terbuat dari bahan yang tipis hanya satu lapis saja. Sehingga kemungkinan tembus lebih besar dan berisiko tinggi. Dimana kita mengetahui bahwa penularan virus corona melalui droplet liur.

Lalu masker seperti apa yang efektif mencegah virus corona?

YesDok Ads

Dalam memutus rantai penularan virus corona, masyarakat diimabu untuk menggunakan masker yang berkualitas. Masker yang disarankan digunakan dalam keseharian adalah masker bedah atau masker dari kain katun. Menurut penelitian Universita Oxford, masker yang terbuat dari kain katun memiliki tingkat ketahanan dari penularan virus corona sebesar 70 persen dan masker bedah sekitar 90 persen.

Masker lain yang juga dianjurkan adalah masker N95 yang efektif menangkal droplet hingga pertikel kecil di udara. Tingkat keefektifan masker N95 sekitar 100 persen. ditambah, masker ini dibuat disesuaikan dengan bentuk hidung dan mulut orang dewasa sehingga terasa lebih ketat saat digunakan. Untuk harganya, masker N95 tergolong mahal.

Ada empat jenis masker yang tidak direkomendasikan oleh WHO. Seperti masker berbahan kain elastis misalnya scuba (neoprene) dan nilon. Masker kain yang tidak terdiri dari tiga lapis, bandana, dan neck gaiter atau buff.

(Foto: freepik)

YesDok Ads