Kondisi dimana terjadi kerusakan pada mukosa esofagus yang diakibatkan naiknya asam lambung ke esofagus. Kerusakan mukosa biasa terjadi di bagian distal esofagus dan perbatasan lambung esofagus sepanjang 8-10cm.
Pada investigasi lebih lanjut secara histologi ditemukan bahwa asam lambung yang naik memicu respon peradangan pada esofagus. Secara histologi bisa di dapatkan hasil variasi dan tidak spesifik meliputi hiperplasia sel basal, elongasi atau pelebaran pembuluh darah papil, bengkak, peningkatan eosinofil dan limfosit intraepitel, hingga pembesaran sel skuamosa dan ulserasi/erosi.
GEJALA KLINIS
Gejala klinis penyakit gastroesophageal (GERD) dibedakan menjadi 2 kelompok:
- Esophageal dan
- Extra-esophageal.
Pada kondisi kelompok gejala esophageal meliputi:
- Rasa mulas
- Regurgitasi asam
- Nyeri dada
Sedangkan pada kelompok gejala extra-esophageal biasa ditemukan:
- Batuk
- Asam atau sesak
- Sakit tenggorokan
- Suara serak
- Masalah sinus
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Tidak ada kriteria obyektif untuk diagnosis GERD. Diagnosis GERD tergantung pada skenario klinis yang sesuai. Berbagai modalitas telah digunakan untuk diagnosis GERD, dan ini termasuk:
- esophagogastroduodenoscopy (EGD) (atau, endoskopi gastrointestinal atas [GI]) dengan biopsi,
- studi pH 24 jam,
- manometri,
- studi kontras barium, dan
- studi pengosongan lambung.
Namun, tidak satupun dari modalitas ini yang menjadi "standar emas" untuk diagnosis, dan masing-masing direkomendasikan dalam situasi klinis tertentu. Akhirnya, diagnosis GERD didasarkan pada respons gejala terhadap terapi penghambat pompa proton (PPI).
GERD menjadi kondisi yang sepertinya sulit diatasi jika tidak diambil langkah yang tepat dalam diagnosis dan tatalaksana. Selain pengobatan, perubahan gaya hidup terkait pola makan dan kebiasaan makan akan sangat berpengaruh dalam keberhasilan pengobatan. Jangan ragu segera konsultasikan ke dokter YesDok untuk solusi yang tepat.
