Gejala Stres yang Bisa Dikenali

December 09, 2020 | Claudia

Stres

Hampir semua orang dewasa mengalami stres. Stres yang tidak dikelola dengan baik bisa menyebabkan banyak kerugian, terutama untuk kesehatan mental dan fisik kita. Bagaimana stres memengaruhi tubuh bisa berbeda dari orang ke orang. Beberapa ornag mungkin hanya mengalami efek psikologis dari stres, sementara beberapa lainnya mungkin juga mengalami gejala fisik, seperti sakit kepala dan mulas.

Belajar mengenal dan mengetahui cara terbaik untuk manajemen stres, dapat membantu seseorang mengelola stresnya dnegan baik, sehingga mengurangi dampak negatifnya pada tubuh.

Stres dapat memengaruhi sistem utama dalam tubuh, berikut beberapa gejala yang dapat diketahui jika Anda sedang stres:

Sakit kepala

Stres bisa menjadi pemicu sakit kepala tegang dan migrain pada beberapa orang. Sekitar 70% orang yang mengalami sakit kepala migrain melaporkan stres sebagai pemicunya.

Insomnia

Hipotalamus adalah salah satu struktur kunci yang terlibat dalam siklus tidur-bangun. Selama stres, tubuh mengaktifkan sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal dan sistem saraf simpatis. Sistem ini melepaskan hormon yang merangsang perhatian dan gairah, menyebabkan masalah dengan tidur. Orang yang mengalami stres dapat mengalami insomnia atau masalah tidur lainnya.

Sistem imun

Stres dapat menyebabkan penurunan fungsi kekebalan. Di saat-saat stres akut, tubuh bersiap menghadapi kemungkinan cedera atau infeksi dengan mengaktifkan sistem kekebalan, yang bertugas melindunginya dari ancaman.

YesDok Ads

Jika stres terus berlanjut, terjadi pelepasan faktor kekebalan jangka panjang, seperti sitokin proinflamasi yang dapat menyebabkan peradangan kronis. Peradangan kronis merupakan faktor risiko penyakit seperti aterosklerosis.

Sistem pencernaan

Stres memengaruhi interaksi antara otak dan usus. Beberapa hal yang dapat terpengaruh akibat stres antara lain:

  • Gerakan otot polos
  • Sekresi asam lambung
  • Reproduksi sel dan aliran darah di usus
  • Keseimbangan mikrobiota usus

Perubahan ini menyebabkan atau memperburuk beberapa masalah pencernaan, termasuk sindrom iritasi usus besar, mulas, mag, dan penyakit radang usus. Seseorang juga bisa mengalami perubahan nafsu makan saat mengalami stres.

Sistem reproduksi

Stres dapat memengaruhi sistem reproduksi pria dan wanita, sehingga berpotensi menyebabkan masalah dengan libido, orgasme, dan mempertahankan ereksi.

Stres juga dapat memengaruhi produksi sperma dan pematangan sperma. Pada wanita, stres saat hamil atau masa nifas dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan. Seseorang atau pasangan yang berusaha untuk hamil, mungkin akan mengalami kesulitan jika salah satu atau keduanya stres.

Beberapa orang mungkin mengalami perubahan siklus menstruasi akibat stres. Menstruasi dapat berhenti atau menjadi tidak teratur, dan gejala PMS bisa menjadi lebih parah.

(Foto: thevillagefamily.org)

YesDok Ads