Efek Buruk Nikotin yang Bisa Picu Sel Kanker Pengaruhi Otak

June 18, 2020 | Helmi

rokok

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa nikotin memiliki lebih banyak efek negatif pada tubuh daripada yang diperkirakan sebelumnya. Bahan kimia yang ditemukan dalam tembakau tersebut diketahui dapat membantu sel-sel kanker menyebar dari paru-paru ke otak.

Perkiraan menunjukkan bahwa hingga 40 persen orang dengan kanker paru-paru cenderung mengembangkan tumor otak metastasis. Itu bisa memotong waktu kelangsungan hidup rata-rata pasien menjadi kurang dari enam bulan.

Namun, para ilmuwan belum sepenuhnya memahami mengapa penyakit ini berpindah dari paru-paru dan menginfeksi otak. Itu mengarahkan para peneliti di Wake Forest School of Medicine untuk meneliti efek paparan nikotin.

Studi baru lainnya yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Medicine, menganalisis kesehatan 281 pasien kanker paru-paru. Ditemukan bahwa perokok memiliki peluang besar mengalami kanker otak yang lebih tinggi daripada pasien lain dengan kondisi paru-paru yang sama.

Merokok berkontribusi pada kanker otak karena efek nikotin pada mikroglia, sejenis sel kekebalan di otak. Dalam model tikus, para peneliti menemukan bahwa nikotin mengubah sel-sel mikroglial dari bentuk M1 mereka yang menghancurkan tumor menjadi bentuk alternatif yang disebut M2, yang mendukung pertumbuhan kanker.

"Berdasarkan temuan kami, kami tidak berpikir bahwa produk pengganti nikotin adalah cara paling aman bagi orang-orang dengan kanker paru-paru untuk berhenti merokok," ujar Kounosuke Watabe, penulis utama studi dan seorang profesor biologi kanker di Wake Forest School of Medicine.

YesDok Ads

Tim juga menemukan cara untuk mengurangi atau memblokir efek nikotin pada sel kanker. Parthenolide, senyawa ini membantu mencegah metastasis otak yang disebabkan oleh paparan nikotin.

Tikus yang diobati dengan parthenolide selama penelitian tidak mengalami tumor otak. Para peneliti mengatakan bahwa perawatan ini membantu mikroglia mempertahankan bentuk aslinya dan mencegah sel kekebalan agar tidak berubah menjadi bentuk M2.

"Saat ini, satu-satunya pengobatan untuk penyakit yang menghancurkan ini adalah terapi radiasi," kata Watabe.

Peneliti berharap untuk melanjutkan studi untuk menguji parthenolide dan mengembangkan pengobatan baru yang dapat mencegah kanker mencapai otak.

(Foto: Freepik/dragana_Gordic)

YesDok Ads