Rasisme atau diskriminasi berdasarkan ras dan etnis tak dapat dipungkiri bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan mental seperti kecemasan, stres kronis dan depresi dan trauma rasial dimana berdampak besar bagi kualitas hidup sehari-hari.
Medical News Today melansirkan sebuah tinjauan tahun 2015 telah mengumpulkan hasil dari hampir 300 penelitian bagaimana rasisme berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental orang Asia-Amerika, Afrika-Amerika dan Amerika-Latin.
Rasisme dikaitkan dengan kesehatan mental yang cukup buruk. Terdapat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa stres akibat pengalaman buruk terkait dengan ras dapat memiliki efek yang panjang.
Stres bisa berkontribusi pada tekanan darah serta melemahkan sistem kekebalan tubuh yang dimana kemudian dapat memengaruhi dan mengembangkan kondisi kesehatan dalam jangka panjang.
Apa itu trauma rasial?
Trauma rasial atau Racial Trauma merupakan timbulnya reaksi fisik dan emosional setelah seseorang mengalami pengalaman buruk terkait rasisme, kekerasan atau diskriminasi.
Dirangkum oleh WebMD, intensitas trauma rasial dapat bervariasi bagi setiap orang tentunya. Dalam beberapa kasus, hal ini mirip dengan kondisi kilas balik negatif atau PTSD dimana korban terus menerus mengunjungi kembali peristiwa-peristiwa buruk di kepala Anda dan hal tersebut bisa memengaruhi kualitas hidup Anda setiap harinya.
Gejalanya, antara lain
- Tingkat percaya diri yang rendah
- Pola tidur yang tidak teratur
- Tingkat kewaspadaan yang tinggi untuk menghindari ancaman
- Stres kronis
- Penyalahgunaan zat
Penelitian yang dilansir oleh Medical News Today menunjukkan bahwa status sosial ekonomi yang tergolong rendah memiliki dampak yang sama pada kesehatan fisik seperti merokok, penggunaan alkohol berat dan pola makan buruk begitu juga dengan kondisi kesehatan mental yang cenderung persisten.
Memperoleh dukungan dari teman sebaya dan komunitas dan mencoba untuk terbuka tentang pengalaman rasis dapat menjadi cara yang efektif untuk mengatasi tekanan akibat rasisme dan diskriminasi.
