Perjuangan setelah melewati masa kehamilan selama sembilan bulan hingga melahirkan bukanlah hanya sampai disitu. Setelah melahirkan, seorang wanita harus memenuhi kebutuhan si kecil dengan memberikan ASI.

Menyusui secara langsung atau direct breast freeding tidaklah semudah yang dibayangkan. Saat menyusui pertama kalinya seorang wanita akan merasakan sakit dan nyeri pada puting. Hal ini hisa disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah pelekatan mulut bayi yang kurang tepat saat menyusu pada payudara.

Untuk itu, dibutuhkan pelatihan dan penyesuaian agar terbiasa menyusui sehingga baik ibu dan bayi merasa saling nyaman saat menyusui berlangsung. Karena proses menyusui sebenarnya tidak harus menyakitkan. Menurut IDAI pelekatan yang baik adalah dimana posisi dagu dan pipi bayi menempel pada payudara. Sedangkan mulut bayi terbuka lebar.

Sebagian areola terutama bagian bawah masuk ke mulut bayi sehingga mulut bayi melipat keluar. Karena bayi harus memerah ASI bukan menghisap maka pipi bayi tidak boleh kempot.

Selain itu, saat menyusui jika posisi sudah benar maka tidak akan terdengar suara decak dari si kecil. Melainkan hanya terdengar bunyi si kecil yang menelan. Posisi menyusui yang tepat tidak ada menimbulkan rasa sakit pada puting payudara ibu dan bayi menyusu dengan nyaman dan tenang.

Jika posisi menyusui tidak benar, risiko yang akan dihadapi bukan hanya rasa nyeri, sakit dan lecet pada puting. Tetapi juga ASI yang diterima oleh si kecil tidaklah maksimal. Si kecil hanya meminum sedikit dan tidak merasa kenyang. Payudara ibu pun tidak kosong sepenuhnya. Disisi lain, tubuh tidak akan memberi sinyal pada payudara untuk memproduksi ASI yang lebih banyak lagi.

Ciri bayi mendapatkan ASI yang cukup adalah setelah menyusui bayi akan tenang dan tidak rewel. Bayi juga akan mengalami kenaikan berat badan, frekuensi buang air kecil bayi lebih sering dengan menganti popok minimal 6 kali dalam sehari dan dua kali buang air besar. 

(Foto: todayparents)