Bruxism pada Anak, Bahayakah Kondisi Ini?

March 07, 2023 | Claudia

Bruxism Pada Anak

Bruxism pada anak adalah masalah yang umum terjadi. Sekitar 20% anak-anak mengalami masalah ini sebelum menginjak usia 11 tahun.

Bruxism pada anak melibatkan kondisi menggeretakkan gigi, mengencangkan rahang, atau bahkan mengunyah saat tidur. Menurut penelitian terbaru, bruxism pada anak berlangsung sekitar empat detik dan bisa terjadi hingga enam kali per jam.

Bruxism biasanya terjadi saat anak sedang tidur. Ini paling sering terjadi pada tahap kedua saat tidur atau selama fase tidur REM. Bruxism merupakan kebiasaan buruk yang bisa sebabkan rasa sakit muncul secara terus-menerus pada gigi atau wajah.

Penyebab bruxism

Tidak jelas apa sebenarnya yang menyebabkan bruxism, meskipun bentuk gigi yang tidak sejajar merupakan salah satu penyebabnya. Sering kali, seorang anak menggeretakkan gigi saat tidur melakukannya jika mereka sedang kesakitan, sedangkan beberapa kasus pada anak lainnya melakukan bruxism untuk menghilangkan kecemasan atau stres.

Berikut ini merupakan beberapa hal yang disebut bisa menyebabkan bruxism pada anak:

Stres

Bruxism akibat stres sering terjadi pada orang dewasa. Akan tetapi, ini tidak hanya terbatas pada orang dewasa. Seorang anak yang mengalami stres, seperti cemas akan ujian sekolah atau kesulitan saat belajar, bisa mengembangkan kebiasaan ini.

Konsumsi obat-obatan

Konsumsi obat-obatan tertentu bisa menyebabkan bruxism terjadi di malam hari. Jika anak tiba-tiba mengalami bruxism setelah memulai pengobatan tertentu, segera konsultasikan dengan dokter anak yang menangani kondisi yang tengah dialami si kecil. Beberapa obat yang mungkin bisa menyebabkan bruxism yakni:

  • Beberapa jenis obat asma
  • Antidepresan
  • Obat psikotropika lainnya untuk mengatasi kecemasan

Kondisi medis

Berbagai kondisi kesehatan dapat menyebabkan bruxism pada anak, antara lain:

  • Kelumpuhan otak
  • Tonsillitis
  • Gangguan tidur seperti sleep apnea
  • Infeksi telinga

Dalam beberapa kasus, kondisi bruxism merupakan respons terhadap kondisi medis yang mendasarinya.

Gigi yang tidak sejajar

Gigi yang tidak sejajar juga dapat menyebabkan bruxism. Pemakaian kawat gigi atau behel bisa membantu merapikan gigi, dan memindahkan gigi ke posisi yang tepat dan menghentikan kebiasaan bruxism.

Bruxism dapat menyebabkan sakit kepala, sakit telinga, nyeri wajah, dan masalah rahang. Jika Anda tidak segera mengetahuinya, bruxism bisa menyebabkan gigi anak patah. Sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui apakah anak mereka memiliki kondisi bruxism, meski mereka hanya masih memiliki gigi bayi.

Komplikasi bruxism pada anak

Bruxism pada anak bisa menyebabkan beberapa masalah gigi yang berbeda. Gigi bawah biasanya paling terdampak akibat bruxism pada anak. Hilangnya enamel gigi membuat gigi rentan berlubang. Anak juga dapat mengembangkan kondisi gigi sensitif akibat hilang atau rusaknya enamel gigi

Beberapa komplikasi lainnya yakni:

  • Gigi retak yang terasa sangat menyakitkan
  • Masalah pada rahang, seperti rahang sakit yang membuat anak kesulitan mengunyah
  • Nyeri wajah
  • Masalah pada perilaku akibat gangguan tidur

Cara mengatasi bruxism pada anak

Jika Anda yakin anak Anda menderita bruxism, segera jadwalkan pemeriksaan gigi dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan lebih lanjut. Dokter gigi mungkin akan memberikan pelindung mulut khusus yang bisa digunakan di malam hari, untuk mencegah bruxism dan rasa sakit yang muncul akibatnya.

Penggunaan sikat gigi elektrik lebih disarankan, untuk mencegah anak menyikat gigi terlalu agresif.

Bruxism pada anak akibat stres dapat diobati dengan membantu anak mengatasi kecemasan atau stres yang dialami dengan tepat.

YesDok menyediakan dokter profesional yang memungkinkan Anda berkonsultasi dari mana saja dan kapan saja. Konsultasi keluhan dan tanya dokter mengenai masalah kesehatan Anda dengan dokter spesialis di aplikasi YesDok.

(Foto: Daily Excelsior)

YesDok Ads