Bermain Game Bersama Teman Punya Manfaat Positif untuk Kesehatan Mental

October 19, 2020 | Helmi

gaming

Selama beberapa dekade, ada stereotip yang berlaku tentang gamer: mereka adalah orang yang tidak memiliki keterampilan sosial karena selalu bermain seorang diri. Namun video game saat ini sering kali dibuat untuk interaksi; Anda bisa bermain dengan orang-orang di rumah Anda, atau dengan teman yang Anda kenal, atau dengan orang asing di seluruh dunia.

Dengan banyak permainan, ada sebuah obrolan yang memungkinkan Anda melakukan percakapan dan interaksi dengan orang lain.

Jadi, mungkin inilah waktunya untuk menyadari bahwa video game dapat berfungsi sebagai cara untuk membantu mengalahkan kesepian, yang mana juga baik untuk kesehatan mental.

Psikolog perilaku Geert Verheijen di Belanda sangat tertarik mempelajari game, karena dia sendiri adalah seorang gamer. Dia melakukan penelitian sebelumnya tentang agresi dan kognisi yang berkaitan dengan game.

Kali ini, dia menghabiskan tiga tahun mempelajari perilaku bermain game dari sekitar 600 siswa kelas tujuh hingga sepuluh menggunakan kuesioner dan studi observasi langsung. Dia tidak mempelajari pasien, tetapi hanya mencari untuk membaca "rata-rata, perilaku bermain game sehari-hari remaja”.

Apa yang dia temukan adalah ini: Anak-anak yang bermain sendirian dalam jangka waktu yang lama memang merasa lebih kesepian, tetapi ketika mereka bermain secara interaktif dengan teman-teman, yang terjadi adalah sebaliknya. Terutama selama pandemi ketika interaksi sosial lebih sulit dilakukan.

Alexander Kriss, PhD, psikoterapis di New York, tidak heran mendengarnya. Penulis The Gaming Mind: A New Psychology of Videogames and the Power of Play, mengatakan bahwa dia berpikir bahwa game selalu difitnah secara tidak adil, terutama setelah game kekerasan menjadi kambing hitam yang nyaman untuk menjelaskan penembakan di Sekolah Menengah Atas Columbine 1999.

YesDok Ads

Pada kenyataannya, kata Dr. Kriss, itu tidak memiliki dasar ilmiah, dan dia senang bahwa kita akhirnya mulai melawan bias negatif.

Penetapan batas adalah bagian penting dari menjadi orang tua, jadi tentu saja ada saat di mana orang tua harus mundur jika bermain game terlalu berlebihan, bahkan dengan sisi positifnya.

Namun dia menyarankan untuk melihat obsesi game sebagai gejala daripada masalah dan berusaha untuk tidak melihat video game sebagai "ancaman yang perlu dinetralkan." Sebaliknya, anggap itu sebagai jendela ke dalam psikologi manusia.

Khususnya sekarang, ketika pandemi telah menjungkirbalikkan hidup kita, kita mungkin harus berhenti bermain game; ini bisa menjadi jalan keluar terbaik yang kita miliki untuk bergaul dengan orang lain.

Bersosialisasi dalam permainan dapat menawarkan kemungkinan yang lebih emosional daripada bentuk interaksi jarak jauh lainnya.

“Hal itu membawa pemain ke dunia bersama yang terpisah dari realitas fisik (dan karenanya terlepas dari tekanan dan kecemasan era pandemi), di mana kerja sama, persaingan , frustrasi, kegembiraan, dan sebagainya dapat dialami bersama,” pungkas Dr Kriss.

(Foto: Best things)

YesDok Ads