Berkeringat di Malam Hari Jadi Salah Satu Gejala Varian Omicron

December 24, 2021 | Helmi

sweat

Ahli menemukan bahwa varian omicron dari SARS-CoV-2 dapat menyebabkan pasien mengalami gejala aneh yang hanya terjadi pada malam hari. 

Seorang dokter di Inggris telah mengklaim bahwa varian baru dari kekhawatiran menyebabkan beberapa orang yang terinfeksi berkeringat deras di malam hari.

Dokter asal Inggris, Dr. Amir Khan, yang bekerja dengan UK National Health Service, baru-baru ini menggambarkan gejala yang bisa berbeda untuk varian omicron dibandingkan dengan jenis COVID-19 dan flu biasa lainnya.

Dr. Khan menyebutkan gejala berbeda yang dia dan rekan-rekannya amati di antara pasien COVID-19 yang terinfeksi varian omicron. Di antara kelimanya, satu gejala menonjol karena hanya muncul pada malam hari.

Menurut Dr. Khan, gejala infeksi omicron adalah tenggorokan gatal, nyeri otot ringan, kelelahan ekstrem, batuk kering, dan keringat malam. 

Dia mencatat bahwa keringat malam yang dialami pasien adalah jenis yang akan menyebabkan seseorang “bangun dan berganti pakaian.”

YesDok Ads

Ini bukan pertama kalinya para ahli mengamati keringat berlebih di malam hari di antara pasien COVID-19. 

Desember lalu, sekelompok peneliti juga mencatat bagaimana 114 orang dari 212 peserta dalam sebuah penelitian melaporkan “berkeringat banyak” sementara 102 dari mereka melaporkan mengalami “keringat malam” saat terpapar virus.

Penelitian dilakukan sebelum varian omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan. Selain itu, para peneliti dalam penelitian itu tidak fokus mengungkap apa yang menyebabkan pasien mengalami keringat malam. 

Sebaliknya, mereka berusaha untuk menentukan apakah keringat pasien mampu menularkan virus. Setelah menganalisis data mereka, mereka menemukan bahwa cairan tubuh itu tidak menular.

Sementara itu, penelitian berbeda yang diterbitkan oleh People’s Hospital of Guizhou University pada tahun lalu menunjukkan bahwa keringat malam bisa menjadi gejala pertama pneumonia COVID-19. 

Namun, laporan ilmiah itu tidak didukung oleh bukti yang luas. Ada juga kurangnya penelitian lebih lanjut untuk mendukung apa yang penulis tulis. Meski demikian, beberapa ahli medis sejak itu mengakui keringat malam sebagai salah satu gejala infeksi COVID-19.

YesDok Ads