Berjalan vs Berlari, Mana yang Lebih Bakar Kalori?

September 27, 2020 | Iman

Berjalan dan berlari

Setiap orang mendambakan memiliki tubuh yang ideal. Dari menjaga pola makan hingga olahraga, semua dilakukan demi meraih tujuan tersebut. Olahraga murah nan populer yang biasa dijalankan ialah berjalan dan berlari, lantas mana yang lebih baik?

Berjalan memberikan banyak manfaat yang sama seperti berlari, dan itu bisa menjadi latihan yang berharga. Misalnya, jalan kaki yang baik dapat memberikan keajaiban bagi kesehatan mental. Sebuah studi bahkan mengaitkan jika berjalan kaki selama 30 menit setiap hari dapat mengurangi gejala depresi.

Menurut seorang pelatih lari bersertifikat dari Amerika, Alex Horrison, Berlari satu mil dan berjalan satu mil tidak akan membakar jumlah kalori yang berbeda secara langsung.

Namun, Anda akan membutuhkan waktu lebih lama untuk membakar kalori. Boleh jadi menit lebih berharga dari ukuran per mil. Seseorang dengan berat 63 kilogram mampu membakar sekitar 13,2 kalori per menit berlari. Orang yang sama akan membakar sekitar 7,6 kalori per menit dengan berjalan kaki. Untuk lari selama 30 menit, hasilnya bisa sekitar 396 kalori yang terbakar saat berlari dibandingkan dengan sekitar 228 kalori yang terbakar saat berjalan selama 30 menit.

Untuk memperkirakan jumlah energi ingat, energi sama dengan kalori  yang digunakan tubuh selama aktivitas fisik (versus saat Anda beristirahat), para ilmuwan menggunakan unit yang mengukur ekuivalen metabolik untuk tugas (MET). Satu MET adalah apa yang tubuh Anda bakar saat bersantai di sofa menonton serial drama. Berjalan, latihan "sedang", menggunakan 3 sampai 6 MET; berjalan, yang biasanya diklasifikasikan sebagai "kuat," menggunakan 6 MET atau lebih.

Kondisi inilah mengapa pembakaran kalori bisa sangat berbeda saat Anda berjalan dan berlari. "Tindakan otot yang mendorong Anda dari titik A ke B membutuhkan penggunaan sesuatu yang disebut ATP," kata ahli fisiologi olahraga, Janet Hamilton. Lebih jauh Janet menyebut jika tubuh Anda hanya menyimpan ATP dalam jumlah terbatas (cukup untuk hanya beberapa detik aktivitas), jadi ia perlu mengisi kembali pasokan itu, dan melakukannya dengan memetabolisme bahan bakar yang tersimpan (glikogen dan lemak).

YesDok Ads

Proses membuat energi yang dapat digunakan (ATP) dari bahan bakar yang disimpan (glikogen dan lemak) bergantung pada seberapa banyak yang Anda butuhkan dan seberapa cepat Anda membutuhkannya. Artinya, semakin intens aktivitasnya, semakin besar permintaan bahan bakar dan karena berjalan kaki kurang intens dan menuntut daripada berlari, hal itu tidak menuntut ATP diproduksi dengan kecepatan yang sama.

Berlari juga memiliki efek "afterburn" (atau konsumsi oksigen pasca-olahraga berlebih) yang sedikit lebih tinggi daripada berjalan kaki  artinya, tubuh Anda akan terus membakar kalori setelah Anda selesai berolahraga sampai tubuh Anda kembali ke kondisi istirahat normal.

“Semakin besar intensitas dan volumenya, semakin banyak kalori yang akan dibakar setelah latihan selesai,” menurut profesor olahraga dari Universitas Brigham Young, Hunter. Menurutnya, saat berolahraga, Anda membakar sebagian bahan bakar yang disimpan dan mengisi kembali simpanan itu membutuhkan energi.

Dari sudut pandang tujuan penurunan berat badan, lari adalah pemenangnya: Ketika peneliti membandingkan 32.000 pelari dengan 15.000 pejalan kaki setelah sekitar enam tahun, mereka menemukan bahwa kalori yang dibakar melalui lari menyebabkan 90 persen. Kondisi ini membuktikan lebih banyak penurunan berat badan daripada kalori yang dibakar melalui jalan kaki. Tapi semua tergantung usaha Anda dan pilihan Anda untuk tetap aktif bergerak.

(Foto: pixabay)

YesDok Ads