Seksualitas
Dewasa
+1

Berapa Lama Seseorang Bisa Mengalami Ereksi?

September 25, 2020 | Helmi

ereksi

Ereksi adalah pengerasan penis saat jaringan lunak di dalamnya terisi darah. Ini terjadi paling sering selama gairah seksual tetapi terkadang juga bisa terjadi secara acak. Berapa lama ereksi berlangsung bervariasi antar individu, dan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya.

Durasi ereksi, serta kualitasnya, dapat bervariasi berdasarkan faktor fisik dan psikologis, termasuk usia, stres, kondisi kesehatan, dan pengobatan.

Ada tiga tahap ereksi:

Penis lembut atau lembek: Ini adalah keadaan "normal" penis, dan terjadi bila tidak ada rangsangan atau rangsangan seksual melalui penglihatan, sentuhan, atau fantasi. Selama fase ini, aliran darah ke dan dari penis seimbang.

Penis mulai mengeras: Stimulasi seksual menyebabkan otak dan saraf mengubah pembuluh darah dan jaringan lain dari penis sehingga lebih banyak darah yang mengalir ke penis daripada mengalir keluar. Penis mulai membengkak selama fase ini.

Penis ereksi: Penis menjadi ereksi saat rangsangan visual, imajiner, atau sentuhan berlanjut. Otak dan saraf terus mengirim lebih banyak darah ke penis dan membatasi aliran darah darinya. Penis menjadi sepenuhnya ereksi, memungkinkan terjadinya rangsangan manual atau seks vaginal, anal, atau oral.

Berbagai masalah fisik atau psikologis dapat mencegah ereksi terjadi atau berlangsung cukup lama untuk aktivitas seksual.

Mungkin juga penis akan ereksi tanpa alasan yang diketahui. Ereksi bisa terjadi pada saat-saat canggung di siang hari.

YesDok Ads

Berapa lama seks dan ereksi bisa bertahan?

Tidak ada waktu yang ditentukan secara universal untuk lamanya aktivitas seksual atau berapa lama penis harus tetap ereksi. Biasanya, ereksi rata-rata dapat berlangsung dari beberapa menit hingga sekitar setengah jam.

Namun, hal ini bisa sangat bervariasi karena banyak faktor yang dapat memengaruhi durasi ereksi. Perlu juga dicatat bahwa seseorang tidak membutuhkan ereksi untuk mencapai orgasme.

Orang mungkin khawatir bahwa mereka berada di salah satu ujung spektrum dan ereksi mereka berlangsung terlalu lama atau tidak cukup lama.

Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin mengalami kesulitan ereksi, mengalami ereksi yang kuat, atau mempertahankannya cukup lama untuk seks yang memuaskan. Faktor fisik atau psikologis dapat menyebabkan disfungsi ereksi (DE) atau ejakulasi dini (PE).

Dalam kasus lain, seseorang mungkin mengalami ereksi berkepanjangan yang tidak terkait dengan aktivitas atau minat seksual, yang dikenal sebagai priapisme.

Pengobatan, obat-obatan, dan cedera dapat menyebabkan priapisme, yang dapat menjadi kondisi serius karena risiko kerusakan jaringan permanen.

(Foto: freepik)

YesDok Ads