Bekerja Pada Shift Malam Tingkatkan Risiko Masalah Jantung

September 28, 2021 | Helmi

bekerja malam hari

Menurut penelitian baru, kerja pada shift malam tidak hanya mengganggu jadwal tidur Anda, tetapi juga dapat meningkatkan risiko Anda mengalami irama jantung tidak teratur yang disebut fibrilasi atrium (AFib), serta penyakit jantung koroner.

Dalam sebuah penelitian besar terhadap 283.657 orang yang bekerja di Inggris tanpa AFib atau penyakit jantung saat penelitian dimulai, para peneliti menemukan bahwa shift malam yang biasa bekerja dikaitkan dengan peningkatan risiko AFib sebesar 12%, dibandingkan dengan pekerja siang hari. 

Risiko meningkat menjadi 18% untuk orang yang bekerja shift malam selama 10 tahun atau lebih, dan 22% jika mereka rata-rata bekerja tiga hingga delapan shift malam dalam sebulan.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bekerja shift malam selama 10 tahun atau lebih dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner sebesar 37%, dibandingkan dengan pekerja siang hari.

Terlebih lagi, penelitian menunjukkan bahwa pekerja shift malam seumur hidup yang dilaporkan melakukan 150 menit per minggu aktivitas fisik sedang atau 75 menit atau lebih aktivitas berat, atau kombinasi keduanya, memiliki risiko AFib yang lebih rendah daripada orang yang kurang aktif. Temuan ini memperkuat bukti bahwa olahraga baik untuk kesehatan jantung.

Studi ini diterbitkan dalam European Heart Journal dan merupakan yang pertama meneliti korelasi antara shift malam dan AFib, irama jantung abnormal yang dapat membuat stroke lebih mungkin terjadi. 

YesDok Ads

Mengingat hasilnya, para peneliti berharap penelitian ini akan mempengaruhi pedoman di masa depan seputar frekuensi dan durasi kerja shift malam.

“Diperlukan lebih banyak studi observasional di berbagai populasi,” kata Lu Qi, MD, dari Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine di New Orleans, salah satu penulis utama studi tersebut. 

“Selain itu, uji klinis dapat dirancang untuk menguji apakah modifikasi kerja shift dapat mengubah status kesehatan,” sambungnya.

"Kerja shift malam reguler jangka panjang bukanlah gaya hidup sehat. Manusia tidak diprogram untuk melakukan ini secara teratur dan untuk jangka panjang," kata Rakesh Gopinathannair, MD, direktur Laboratorium Elektrofisiologi Jantung di Institut Irama Jantung Kansas City. 

“Studi ini menunjukkan bahwa peningkatan progresif dalam beban kerja shift malam dikaitkan dengan insiden AF dan risiko kardiovaskular yang lebih tinggi,” pungkasnya.

YesDok Ads