Bekerja di Malam Hari Tingkatkan Risiko Keguguran Pada Wanita Hamil

April 03, 2019 | Helmi

Sebuah studi yang dilakukan di Eropa baru-baru ini menemukan sebuah fakta baru yang sebaiknya dihindari oleh para wanita hamil. Sebab temuan ini berakibat meningkatkan terjadinya risiko keguguran.

Berdasarkan studi tersebut ditemukan bahwa para wanita hamil yang memutuskan bekerja setidaknya dalam dua shift malam dalam seminggu, dapat meningkatkan risiko keguguran dalam tujuh hari kedepan.

Penelitian yang dilakuak di Denmark ini dipimpin oleh Dr. Luise Moelenberg Begtrup, dari Department of Occupational and Environmental Medicine at Bispebjerg and Frederiksberg Hospital di Kobenhavn. Studi ini menganalisis data dari hampir 23.000 wanita hamil untuk mempelajari bagaimana kerja di malam hari dapat mempengaruhi kemungkinan keguguran antara minggu keempat hingga minggu ke-22 dalam fase kehamilan.

Setelah minggu kedelapan, ditemukan bahwa wanita yang telah bekerja dua shift malam atau lebih pada minggu sebelumnya memiliki risiko keguguran hingga presentase 32 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak bekerja pada malam hari.

YesDok Ads

Apa yang menjadi penyebab meningkatnya risiko ini? Menurut para peneliti, ada kemungkinan bahwa paparan cahaya di malam hari mengganggu jam tubuh wanita dan mengurangi pelepasan melatonin. Sedikit informasi, melatonin memiliki peran penting untuk keberhasilan dalam proses kehamilan.

Sayangnya studi ini menurut penulisnya masih memiliki keterbatasan. Karena ini adalah penelitian observasional, tidak serta merta dapat langsung membuktikan bahwa bekerja pada malam hari menyebabkan peningkatan resiko keguguran. Selain itu, data tentang keguguran juga masih kurang lengkap.

Namun sebanyak 14 persen wanita di Eropa bekerja pada malam hari setidaknya selama sebulan sekali. Jadi temuan ini mungkin dapat menjadi perhatian bagi para calon ibu.

YesDok Ads

Tag Terkait