Bau Mulut Bisa Mengindikasikan Kondisi Serius dalam Tubuh

February 28, 2020 | Claudia

Bau mulut

Memiliki mulut yang berbau tak sedap, mungkin menjadi satu hal yang mengganggu dan menyebalkan. Ini bisa membuat Anda malu, terlebih ketika Anda harus berhadapan dan berbincang dengan banyak orang. Bau mulut sering kali disebabkan akibat kebersihan mulut yang buruk. Namun, beberapa kondisi kesehatan juga bisa menyebabkan mulut berbau tak sedap.

Orang-orang yang memiliki diabetes biasanya memiliki bau mulut yang khas. Kondisi ini muncul akibat terjadinya pemecahan protein otot dan lemak yang menghasilkan akumulasi keton dalam darah para penyandang diabetes. Pembentukan keton inilah yang kemudian menimbulkan bau mulut, kerusakan otak, dan bahkan koma pada penyandang diabetes.

Selain diabetes, berikut beberapa kondisi kesehatan yang juga dapat menyebabkan bau mulut:

Diabetes

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyandang diabetes biasanya memiliki bau mulut yang khas dan menyengat. Baunya ini menyerupai bau buah atau bau penghapus cat kuku. Bau mulut ini sudah tak bisa disepelekan karena menunjukkan kondisi keton beracun yang sudah terakumulasi di dalam darah. Keton dapat menyebabkan bau yang menyengat karena pemecahan lemak dan protein otot semakin tidak terkontrol.

Refluks asam

YesDok Ads

Ketika asam yang diproduksi di lambung justru berbalik mengalir ke atas menuju kerongkongan dan bahkan ke mulut, berarti seseorang tengah mengalami refluks asam. Kondisi ini menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam pencernaan makanan di perut, yang kemudian akan mulai membusuk dan menciptakan bau yang menyengat keluar dari mulut Anda.

Gagal jantung

Bau mulut juga bisa mengindikasikan adanya suatu masalah di jantung Anda. Sampel napas akan diambil dan diperiksa untuk beberapa senyawa yang mudah menguap dan digunakan untuk mendeteksi penyakit jantung. 

Obesitas

Penelitian telah membuktikan bahwa bau mulut dapat menunjukkan kecenderungan seseorang mengalami kenaikan berat badan. Saat terjadi konsentrasi tinggi hidrogen dan gas metana dalam napas seseorang, maka ia memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas jika dibandingkan dengan orang lain yang memiliki konsentrasi rendah dari gas-gas ini dalam napas mereka.

(Foto: medicalnewstoday.com)

YesDok Ads