Awas, Silent Treatment Bukan Cara Menyelesaikan Masalah yang Baik!

July 14, 2022 | Claudia

Silent Treatment

Beberapa orang memilih diam atau menghindar, saat tengah mengalami konflik dengan orang lain. Sikap ngambek seperti ini merupakan bentuk dari silent treatment yang tanpa disadari dilakukan oleh banyak orang. Apa itu silent treatment?

Ketika Anda lebih memilih untuk diam dan menghindar atau memutus kontak dengan orang lain saat sedang berkonflik, ini artinya Anda tengah melakukan silent treatment kepada orang tersebut. Silent treatment biasanya dilakukan dalam jangka waktu yang lama, bahkan hingga berminggu-minggu, sehingga ini bukanlah bentuk meredakan emosi dan menenangkan diri.

Tak hanya kepada pasangan, seseorang yang kerap melakukan silent treatment juga bisa melakukannya pada keluarga, teman, bahkan rekan kerja.

Akan tetapi, silent treatment bukan hanya terjadi saat konflik, seseorang yang mengalami pelecehan seksual dan memilih atau tidak bisa membicarakan apa yang dialaminya pada orang lain juga termasuk bentuk silent treatment. Biasanya ini dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan atau ketika korban telah diancam oleh pelaku untuk tutup mulut.

Seseorang yang tidak terbiasa menghadapi konflik, akan lebih sering untuk melakukan silent treatment. Tapi tahukah Anda, bahwa silent treatment sebaiknya tidak dilakukan, karena ini bisa menjadi bentuk manipulasi, di mana seseorang secara sengaja bersikap dingin untuk membuat orang lain yang tengah konflik dengannya merasa bersalah dan meminta maaf padanya. Ini bisa menjadi bentuk perilaku pasif-agresif untuk mengendalikan seseorang.

YesDok Ads

Silent treatment bukan hal yang sepele, karena ini bisa memberikan dampak besar bagi orang yang mendapatkannya. Seseorang yang mendapat silent treatment dari orang lain bisa merasakan:

  • Frustasi
  • Marah
  • Merasa rendah diri
  • Merasa ditolak dan dikucilkan
  • Bingung dan takut
  • Merasa tidak dihormati dan dihargai
  • Putus asa

Alih-alih menyelesaikan masalah, silent treatment hanya akan menciptakan masalah baru, yang kemudian menjadi konflik tak berkesudahan. Ini karena perlakuan silent treatment membuat orang-orang yang sedang berkonflik tidak memiliki kesempatan untuk membicarakan dan mencari penyelesaian masalah dari konfliknya.

Tak hanya perilaku kekerasan fisik dalam hubungan, bahkan silent treatment pun bisa menjadi akar penyebab dari hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship. Jika Anda atau pasangan terus-menerus melakukan silent treatment saat tengah berkonflik, maka perpisahan bukan hal yang tidak mungkin untuk terjadi pada hubungan Anda.

Untuk itu, patut diingat bahwa silent treatment tidak akan bisa menyelesaikan masalah, malahan ini bisa menciptakan masalah lain yang bila dibiarkan terus-menumpuk, akan menjadi bom waktu untuk hubungan Anda.

(Foto: shadesofus.co.uk)

YesDok Ads